Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2015, 22:50 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

“Bila membangun jamban, tak bisa menggunakan tangki septik biasa karena akan cepat penuh,” kata Dani Ardiansyah, Fasilitator Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonosobo. [Kompas.com, 2/2/2012].

Muncullah ide membangun tangki septik berukuran besar, lebih dari 20 meter persegi. “Ada penampungan dan sekat-sekat untuk memperlambat aliran air,” tutur Dani. Pada 2010, mencuatlah pengembangan program tangki septik komunal memakai dana alokasi khusus sanitasi lingkungan berbasis masyarakat.

Dengan dana APBD dari pos bantuan langsung masyarakat sekitar Rp 869,6 juta, dibangun delapan tengki septik dan dua sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) di Wonosobo Barat dan Wonosobo Timur.

Lalu, pada 2011, pemerintah daerah meningkatkan alokasi dana hingga Rp 1,57 miliar untuk pembuatan 22 tangki septik dan enam sarana MCK di Wonosobo Barat, Wonosobo Timur, Mlipak, dan Jarak Sari.

Dukungan kemudian datang pula dari PT Tirta Investama, lewat program corporate social responsibility, berupa dana Rp 250 juta untuk membangun lima tangki septik komunal dan sebuah MCK di Kejiwan.

Dalam pembangunannya, kegiatan ini mendapatkan pendampingan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. Program pada 2012 ini melayani 668 keluarga (2.498 jiwa).

Karena keterbatasan lahan, tangki septik komunal yang berukuran besar di beberapa wilayah dibangun di bawah jalan kampung. Dengan struktur tulang beton, tangki septik ini mampu dilewati kendaraan bermotor.

Dari program tersebut, Wonosobo menjadi pemenang Indonesia MDGs Award 2011 untuk kategori peserta Pemerintah Daerah dengan tema ”Sanitasi dan Air Bersih”.

Masih butuh uluran tangan dan inovasi, seperti halnya upaya Abie. Butuh pula terobosan solusi dari beragam kalangan, sebagaimana yang terlaksana di Wonosobo.

Butuh kegelisahan dan kegigihan memperjuangkan dan mengupayakan perbaikan kualitas hidup bangsa, dari setiap anak-anak Ibu Pertiwi. Apakah Anda salah satunya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com