Meski penyakit hepatitis C belum dapat disembuhkan, tetapi dengan pengobatan yang tepat, pasien bisa hidup sehat dan produktif.
Bukhari Sodimedjo tidak pernah merasakan keluhan penyakit sebelumnya, tetapi ia baru mengetahui dirinya terinfeksi hepatitis C saat melakukan cek kesehatan rutin sekitar 10 tahun lalu.
"Gejalanya tidak ada, tiba-tiba sudah kena hepatitis C saja. Kalau yang paling jelas gejalanya itu sering lelah," kata pensiunan tentara berusia 73 tahun ini.
Meski kaget, Bukhari tidak pernah mengeluhkan penyakit yang dideritanya. "Saya tidak menderita, justru bersyukur karena saya yakin penyakit ini bisa saya hadapi," ujarnya.
Dalam perjalanan waktu, karena ia terlambat melakukan pengobatan penyakit hepatitis yang dideritanya telah menjadi sirosis (pengerasan) hati. Kondisi ini membuatnya harus mengonsumsi obat-obatan sirosis seumur hidup. Walau begitu, ia masih tetap bersemangat menjalani hari-harinya.
"Jangan berkecil hati dengan penyakit yang kita derita. Saat ini saya masih aktif mengajar di akademi perawat di Rumah Sakit Gatot Soebroto," katanya.
Dalam keluarganya, ternyata dua dari enam anaknya juga mengidap hepatitis C. Salah satunya Ade Sayoga Ady (43). Seperti ayahnya, ia juga tidak pernah merasakan gejala yang mencolok.
“Saya tahu soal ini waktu tahun 2002 setelah medical check up. Awalnya saya merasa panik, namun saya rutin melakukan pengobatan,” kata Ade.
Sejak terinfeksi C, Ade merasakan penurunan kemampuan fisik karena ia menjadi mudah lelah. Namun, ia pun tetap aktif bekerja dan juga berolahraga rutin.
"Untuk menjaga kesehatan, saya minum obat, termasuk minum temulawak dan liver aid. Saya juga menghindari makanan yang berminyak," paparnya. (Gibran Linggau)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.