KOMPAS.com - Banyak yang kita tahu tentang tindakan pertolongan pertama, didapat dari praktik-praktik lama atau kata orang-orang tua. Ketika ada yang bilang Anda harus menuangkan cairan hidrogen peroksida ke atas lutut yang tergores, Anda percaya saja.
Mungkin sekarang sudah waktunya tak percaya begitu saja pada apa kata mitos dan mulai menaruh perhatian pada sumber yang terpercaya seperti Nici Singletary, MD, FACEP, anggota American Red Cross Scientific Advisory Council. Dia memaparkan daftar keselahan mengenai pertolongan pertama yang selama ini beredar luas di masyarakat.
1. Tidak menarik serpihan kayu keluar
Berlawanan dengan kepercayaan populer, tubuh Anda tidak akan mendorong serpihan apapun keluar sendiri. Semakin lama Anda membiarkannya, semakin sulit serpiihan itu dikeluarkan. "Jika Anda menunggunya keluar sendiri, yang terjadi justru serpihan itu menyerap kelembapan tubuh Anda sehingga semakin erat melekat dan sulit diangkat," kata Singletary.
Hal yang sama berlaku untuk gagasan bahwa pasta baking soda akan menarik keluar serpihan kayu. Semua hal ini, menurut Singletary, justru menambah kelembaban ekstra kulit Anda dan membuat serpihan kayu berisiko terpecah lagi di dalam.
Terbaik adalah Anda ambil pinset dan berusaha mengeluarkan serpihan yang masuk ke kulit Anda, segera. Singletary memperingatkan, bahwa serpihan kaca atau logam, sebagaimana kayu, membutuhkan perawatan medis.
2. Mendongak untuk menghentikan mimisan
Ini adalah perbuatan yang sangat salah karena bisa menyebabkan darah menuju tenggorokan saat Anda mendongakkan kepala kembali. Anda menelan darah, mengganggu perut Anda, kemudian muntah.
"Ketika Anda muntah, yang muncul adalah darah," kata Singletary. "Ini membuat orang takut bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan mereka."
Tetapi, bahkan jika Anda tidak muntah, mendongakkan kepala Anda kembali memiliki konsekuensi lain. Ketika darah berjalan ke tenggorokan, artinya darah tidak keluar dari hidung, dan Anda berpikir bahwa pendarahan sudah berhenti padahal tidak.
Terbaik adalah Anda duduk dengan tubuh agak mencondong ke depan, pencet hidung dengan jari sekitar lima sampai 10 menit, kemudian lepaskan jari dan periksa apakah perdarahan telah berhenti.
Singletary mengingatkan bahwa siapapun yang minum obat pengencer darah, harus berhati-hati dengan jenis pendarahan apapun. Sebaiknya segera ke dokter jika jika pendarahan tidak berhenti setelah 10 sampai 15 menit.
3. Membalurkan alkohol ke tubuh yang demam.
Ini adalah kesalahan yang berbahaya. "Alkohol adalah zat beracun. Ada banyak laporan anak-anak mengalami koma akibat keracunan alkohol," kata Singletary. Alkohol tidak hanya membuat anak-anak sakit, orang dewasa juga bisa mengalaminya.
"Alkohol menguap dengan cepat, dan penguapan membuat kulit Anda merasa dingin," kata Singletary. "Itulah sebabnya mendinginkan tubuh yang demam dengan bantuan alkohol menjadi sangat populer."
Faktanya, alkohol tidak memengaruhi suhu inti tubuh Anda dan tidak bisa meredakan demam. Sebaliknya, alkohol meresap ke dalam kulit dan dapat menyebabkan keracunan.
Jika demam, Singletary menyarankan Anda untuk istirahat, mengonsumsi banyak air putih dan obat penghilang rasa sakit jika diperlukan.
4. Menuangkan hidrogen peroksida ke luka terbuka
Sebagian dari kita, saat lutut tergores dan terluka, tindakan pertama yang dilakukan adalah mengambil cairan hidrogen peroksida dan menuangkannya ke luka. Lalu cairan itu bereaksi blup blup blup dan kita percaya itulah tanda bahwa kuman telah mati. Bukankah demikian? Ini salah.
Hidrogen peroksida merusak jaringan Anda," kata Singletary. Hidrogen peroksida memecah dinding sel. Jadi cairan andalan itu membunuh bakteri sambil merusak jaringan di sekitarnya. Akibatnya, proses penyembuhan luka menjadi lambat atau mungkin luka menjadi bertambah parah.
Paling baik yang Anda lakukan ketika ada bagian tubuh yang terluka adalah mencucinya dengan sabun dan air keran. Tekanan dari keran akan membantu menghilangkan kotoran sementara sabun akan membantu mensterilkan luka.
5. Mengoleskan mentega pada luka bakar
Penjelasan kali ini tidak hanya menyangkut mentega saja tapi juga zat berminyak lain seperti jelly petroleum dan salep antibiotik. Lapisan minyak akan menutupi kulit dan memperlambat kemampuannya untuk melepaskan panas, menyebabkan kerusakan lebih besar.
Cara terbaik untuk merawat luka bakar adalah mendinginkannya dengan air dingin yang mengalir selama 20 menit, bukan hanya 30 detik. Setelah itu, jaga daerah luka bakar agar tetap kering. Itu berarti tidak ada salep dan tidak ada perban.
Singletary menyarankan agar Anda menutup luka bakar dengan plester plastik tipis berpori dan steril. Hal ini memungkinkan luka bakar sembuh dalam lingkungan yang kering, sekaligus melindunginya dari infeksi kuman.
6. Menggunakan jari untuk mengeluarkan kotoran dari mata
Saat ada debu atau kotoran masuk ke mata, apa reaksi pertama Anda? Menggosok mata dengan jari? Kita tahu bahwa itu salah. Menggosok mata dengan jari akan menyebabkan kotoran bergerak dan menggores permukaan mata.
Mengeluarkan kotoran dengan jari juga sama buruknya. Tangan adalah bagian tubuh yang paling berkuman. Kuman itu akan mudah masuk ke mata dan menyebabkan infeksi.
Sebaliknya, bilas mata Anda di bawah air keran atau dengan cairan saline khusus mata hingga terasa lebih baik.
Mata tersemprot bahan kimia? Cuci dengan air mengalir setidaknya selama 15 menit dengan kepala miring ke samping sehingga air dari mata yang terkena bahan kimia tidak jatuh ke mata yang lain.
Singletary juga menyarankan Anda menghubungi petugas medis untuk mencari tahu jenis bahan kimia apa yang masuk ke mata Anda dan apakah Anda membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.