Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Angka Diabetes di Usia Muda Dipicu Gaya Hidup Tidak Sehat

Kompas.com - 11/01/2025, 06:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Peningkatan angka diabetes melitus (DM), terutama pada usia muda, disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu yang paling dominan adalah konsumsi makanan dan minuman tinggi gula.

"Pola makan tidak sehat dengan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula ataupun lemak dapat menjadi salah satu faktor penyebab diabetes," ujar dr. Faisal Parlindungan, M.Ked(PD), Sp.PD-KR, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/1/2025).

Menurut dr. Faisal, diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sangat terkait dengan pola hidup. Mekanisme utama terjadinya DMT2 adalah resistensi insulin, di mana insulin berfungsi mengatur kadar gula dalam darah.

Baca juga: Apakah Buah Mengkudu dapat Menurunkan Kadar Gula Darah dalam Tubuh?

Ketika tubuh mengalami resistensi terhadap insulin, gula darah tidak bisa dikendalikan dengan baik.

Meningkatnya risiko resistensi insulin ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi gula atau karbohidrat tinggi, jarang berolahraga, serta mengonsumsi lemak berlebihan dan merokok.

Kurangnya asupan sayur juga menjadi faktor yang berkontribusi, karena sayuran kaya serat yang memperlambat penyerapan gula dalam tubuh.

"Akibatnya insulin tidak bisa mengendalikan kadar gula darah sehingga terjadi DMT2," jelas dr. Faisal.

Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi jajanan tinggi gula dan lemak, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, menjadi kebiasaan yang berisiko tinggi bagi anak muda zaman sekarang.

Terlebih lagi, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa perokok aktif di kalangan anak muda mencapai angka 56,5 persen.

"Yang jelas bukan merupakan gaya hidup yang sehat karena menjadi risiko dari banyak penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain," tegasnya.

Selain itu, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2 adalah berat badan berlebih.

Baca juga: Bisakah Minum Air Jahe Jadi Obat Alami Menurunkan Gula Darah?

Ia juga menambahkan, ada beberapa jenis diabetes lain, seperti DM tipe 1 yang merupakan penyakit autoimun, DM gestasional yang terjadi pada kehamilan, serta DM yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu regulasi kadar gula darah.

Untuk mengurangi risiko diabetes, dr. Faisal menyarankan agar konsumsi gula tambahan dibatasi maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan per hari.

Dokter di KSM Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia ini juga mengingatkan agar konsumsi karbohidrat disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian, yakni di rentang 45-60 persen.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi penyakit diabetes di kalangan penduduk berusia di atas 15 tahun terus meningkat.

Pengukuran kadar gula darah menunjukkan angka prevalensi mencapai 11,7 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 10,9 persen yang tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

Peningkatan ini menjadi sinyal penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan mulai menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah diabetes dan penyakit terkait lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau