"Jika ditemukan lesi prakanker, tinggal krioterapi dengan dry ice dan alat khusus sehingga mencegah tidak terjadi kanker," ujar Prof. DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpRad (K) Onk di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Tati menjelaskan, krioterapi akan menghancurkan lesi prakanker tanpa tindakan pembedahan dan sangat efektif untuk mencegah kanker serviks. Adanya lesi prakanker dapat diketahui saat melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA (inspeksi visual asam astetat) dan pap smear.
"Jadi, IVA dan pap smear fungsinya dua, untuk deteksi dini kanker serviks dan mencegah kanker," lanjut Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) itu.
Tati mengungkapkan, kanker tidak mungkin muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Sering kali pasien tidak sadar terkena kanker serviks jika tidak menimbulkan gejala.
Untuk itu, para wanita harusnya rutin melakukan deteksi dini. Apalagi, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita wanita setelah kanker payudara. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Saat ini pun sudah tersedia vaksin HPV.
Jika kanker terdeteksi lebih awal, maka penyembuhannya lebih mudah dan tidak perlu biaya tinggi. Lebih dari itu, sangat penting melakukan pencegahan dengan menerapkap pola hidup bersih dan sehat.