Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2016, 08:00 WIB
|
EditorLusia Kus Anna
KOMPAS.com - Orang yang memiliki penyakit asma biasanya tak pernah ketinggalan membawa obat asma sebagai upaya penyelamatan yang tepat ketika asma kambuh. Padahal, yang terpenting adalah menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk serangan asma.

Menurut Swlina Gierer, ahli alergi dan imunologi dari Kansas, asma dapat dipicu oleh faktor lingkungan dan gaya hidup.

Berikut tujuh kebiasaan yang bisa memperburuk penyakit asma.

1. Pakai sepatu ke dalam rumah.
Siapa yang tahu, di luar sana Anda telah menginjak berbagai benda kotor yang tidak terlihat di bawah sepatu. Saat memakai sepatu ke dalam rumah, kotoran yang dapat memicu alergen ikut masuk.

"Alergen dapat menyebabkan peradangan, sehingga saluran udara diblokir dan kesulitan bernapas," kata Gierer.  Untuk terhindar dari alergen, lepas sepatu Anda di luar pintu rumah, ganti pakaian dan mandi setelah berpergian.

2. Membuka jendela saat mengemudi.
Ketika cuaca bagus, kebanyakan orang ingin membuka jendela mobil saat mengemudi. Bagi orang yang memiliki asma, hal ini bisa menjadi suatu masalah. "Anda mungkin tidak berpikir ada serbuk sari berterbangan dan masuk ke mobil Anda saat berkendara," kata Gierer.

Jika parkir mobil di bawah pohon, tanpa Anda sadari bagian kaca mobil sudah dipenuhi oleh serbuk sari yang bisa jadi sumber penyebab alergi pada beberapa orang yang asma.

3. Salah meletakkan pembersih udara.
Pembersih udara sebaiknya diletakkan di pusat utama bagian rumah atau kantor, bukan di pojok. Dengan begitu, udara yang dibersihkan lebih maksimal. Pembersih udara juga perlu dijaga kebersihannya agar bisa berfungsi dengan baik.

Rutinlah mengganti filter sesuai instruksi produsen agar partikel debu, bulu hewan peliharaan, atau kotoran udara lainnya tidak bersarang di dalamnya.

4. Minum obat penghilang nyeri.
Dalam sebuah penelitian, minum obat penghilang nyeri seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen bisa menyebabkan peradangan lebih di saluran napas. Gierer sendiri mengaku tak mengetahui pasti kaitan antara konsumsi minum obat tersebut dengan perburukan gejala asma. Konsultasikan dengan dokter sebelum minum obat-obatan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+