JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap wanita pada masa subur, normalnya mengalami haid sebulan sekali atau 21-35 hari sekali. Namun, tak semua wanita mengalami siklus haid atau menstruasi yang teratur.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Yassin Yanuar MIB mengatakan, cukup banyak wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur. Misalnya, mengalami haid 40 hari sekali, tiga bulan sekali, bahkan lima bulan sekali.
"Haid setiap bulan berarti ada sel telur yang matang, tapi tidak dibuahi. Kalau haid tidak teratur menandakan ada gangguan fungsi hormonal, gangguan sistem reproduksi," kata Yassin dalam seminar di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Yassin mengatakan, selain gangguan hormonal, haid tidak teratur atau jarang, juga bisa terjadi karena faktor gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Pada wanita yang telah menikah, haid tidak teratur merupakan risiko infertilitas atau ketidaksuburan.
"Kalau mengalami gangguan haid, jangan tunda pergi dokter kandungan. Jadi saat ingin hamil mendapat penatalaksanaan yang tepat," ujar Yassin.
Dokter akan terlebih dahulu mencari penyebab haid yang tidak normal. Jika haid disertai nyeri yang berlebihan, bisa jadi tanda adanya kista atau endometriosis. Tak perlu takut, sehingga menunda pemeriksaan ke dokter.
Semakin awal ditangani, semakin baik. Apalagi bagi wanita yang sudah menikah dan ingin segera hamil, tetapi siklus haidnya tidak teratur. Sebab, sistem reproduksi wanita juga akan mengalami penuaan.
Umumnya, cadangan sel telur akan berkurang seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan ke dokter kandungan dan ditangani dengan tepat bisa meningkatkan peluang kehamilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.