Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/04/2016, 11:15 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com — Ada banyak faktor yang memengaruhi datangnya pubertas. Salah satunya keturunan. Seorang anak laki-laki dan perempuan bisa mengalami puber lebih cepat jika ibu dan ayah mereka juga mengalaminya.

Awal masa pubertas pada anak perempuan adalah 8-13 tahun dan pada anak laki-laki dimulai antara usia 9-14 tahun. Tanda awal pubertas pada remaja putri adalah pembesaran payudara, pertumbuhan tinggi badan yang cepat, mulai tumbuh rambut kemaluan, dan menstruasi.

Sementara itu, pada anak laki-laki, menilai tanda awal pubertas agak sulit karena dimulai dengan bertambah besarnya buah zakar atau testis. Pubertas pada remaja putra baru terasa bila pertumbuhan tinggi badan terjadi dengan cepat dan juga mengalami mimpi basah.

Dalam sebuah penelitian, masa pubertas seorang anak ternyata mengikuti pubertas orangtuanya.

"Faktor genetik dan lingkungan tak diragukan lagi berpengaruh besar pada waktu pubertas," kata Dr Christine Wohlfahrt-Veje, peneliti perkembangan anak dari Universitas Copenhagen.

Anak yang mengalami pubertas terlalu cepat bisa memiliki tinggi badan yang lebih pendek saat dewasa. Hal ini karena pertumbuhan yang awal membuat tulang mereka berhenti berkembang pada usia yang masih muda. Selain itu, mereka juga berpotensi mengalami obesitas.

Bila orangtua dulunya mengalami puber lebih awal, anak laki-laki akan mengalami pertumbuhan rambut kemaluan satu tahun lebih cepat dibanding dengan anak yang ayahnya mengalami pubertas terlambat.

Anak laki-laki yang ayahnya mengalami puber lebih cepat juga memiliki pembesaran testis 9,5 bulan lebih cepat.

Sementara itu, anak perempuan yang ayahnya mengalami puber cepat juga mendapatkan menstruasi pertama kali sekitar 10 bulan lebih cepat. Pertumbuhan rambut kelamin mereka juga sekitar tujuh bulan lebih cepat.

Di negara berkembang, untuk anak-anak perempuan, masa pubertas mereka dipengaruhi oleh pola makan, obesitas, dan zat kimia yang menyerupai hormon.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+