KOMPAS.com - Label nutrisi pada makanan, terutama di Amerika, akan terlihat berbeda dalam dua tahun ke depan. Langkah ini diharapkan akan membantu konsumen dalam membuat keputusan yang lebih sehat.
Pekan lalu, Michelle Obama membuat pengumuman tentang perubahan label nutrisi yang dianggap tak relevan dan telah mendapatkan persetujuan dari FDA.
Label baru diharapkan lebih memudahkan konsumen dalam melihat berapa banyak kalori yang dimakan melalui huruf yang lebih besar dan bercetak tebal. Selain itu, produsen juga harus mencantumkan berapa banyak kandungan gula yang terdapat pada makanan mereka.
Perubahan ini mengacu pada belum berubahnya label nutrisi dalam dua dekade terakhir. Tidak seperti pedoman diet yang harus dikaji ulang setiap lima tahun, memang belum ada persyaratan hukum untuk meninjau kembali pembuatan label nutrisi.
FDA mengatakan perubahan label adalah "langkah besar” mengingat lebih dari dua-pertiga orang dewasa dianggap kelebihan berat badan atau obesitas.
"Label nutrisi yang diperbarui akan membuat konsumen lebih mudah dalam melihat kandungan kalori dan nutrisi," kata Komisaris FDA Dr. Robert Califf.
“Membuat pilihan yang lebih baik adalah salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan obesitas."
Label nutrisi baru akan memprioritaskan apa yang konsumen butuhkan, seperti kalium dan vitamin D, kalsium dan zat besi.
Beberapa nutrisi penting tersebut kerap terlupa dan banyak orang yang ditemukan kekurangan zat gizi tersebut dalam diet mereka.
Pasalnya, label nutrisi yang saat ini ada, rata-rata hanya menekankan kandungan Vitamin C dan A, padahal kasus kekurangan vitamin tersebut kini sangatlah jarang.
Langkah ini, diharapkan bisa membawa perubahan positif bagi konsumen dan diharapkan segera diterapkan di banyak negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.