Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Sering "Ngidam" Saat Hamil Semakin Berisiko Obesitas

Kompas.com - 08/06/2016, 15:15 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com — Diperkirakan, 50 sampai 90 persen wanita mengidam selama kehamilan. Namun, menuruti keinginan mengidam bisa lebih membahayakan kesehatan ketimbang mengabaikannya. Demikian kata Natalia Orloff, penulis utama studi dari bidang psikologi klinis di University of Albany di New York.

Mengidam telah dikaitkan dengan sinyal tubuh untuk memberi tahu Anda apa yang dibutuhkan tubuh. Namun, menyerah pada keinginan mengidam tak selamanya baik.

Peneliti mengungkap, semakin sering ibu hamil menyerah pada keinginan tersebut, semakin besar kemungkinan untuk "mendapatkan" berat badan berlebihan.

Para peneliti dari studi yang diterbitkan dalam jurnal Appetite itu sepakat, kenaikan berat badan terlalu banyak selama kehamilan merupakan penyumbang terbesar untuk kasus obesitas setelah melahirkan.

Peneliti menemukan bahwa antara 40 sampai 60 persen wanita mudah menyerah pada ngidam dan mengalami kegemukan setelah melahirkan.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat apakah ada hubungan antara mengidam selama kehamilan dan kenaikan berat badan.

Para peneliti melibatkan puluhan ibu hamil dengan usia rata-rata responden 30 dan 31 tahun. Survei tersebut menanyakan tentang seberapa sering mereka menyerah pada keinginan mengidam. Para wanita diminta untuk mengisi survei sebanyak satu kali per trimester.

Para peneliti lalu menghitung indeks massa tubuh setiap wanita (BMI) dan membandingkannya dengan tinggi dan berat badan sebelum hamil.

Hasilnya, mengidam makanan manis dan makanan cepat saji merupakan yang terbanyak dan ibu hamil mengaku paling sering menyerah untuk dua makanan tersebut. Demikian para peneliti melaporkan.

Makanan yang paling sering membuat ngidam ialah cokelat dan olahannya, piza, dan pasta, kue, serta es krim.

Ketika peneliti mengaitkannya ke berat badan, para peneliti menemukan bahwa semakin sering ibu hamil mengalami ngidam, semakin besar kemungkinan untuk mengalami obesitas selama kehamilan, bahkan sesudah melahirkan.

Para peneliti mengatakan, temuan ini menunjukkan, manajemen berat badan selama kehamilan bisa dilakukan dengan cara mengurangi kebiasaan menuruti keinginan ngidam makanan.

Meskipun terbilang sulit untuk mengontrol keinginan mengidam yang kadang datang tiba-tiba, peneliti menunjukkan bahwa strategi "mengalihkan perhatian" dari keinginan makanan, seperti melakukan kegiatan favorit, dapat membantu ibu hamil mengurangi keinginan makan berlebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau