KOMPAS.com - Setiap pria tentu akan merasa jengah jika bagian payudaranya membesar. Kondisi ini kebanyakan disebabkan oleh gangguan hormonal. Pembesaran pada kelenjar payudara pria disebut pula dengan gynecomastia. Pembesaran bisa terjadi pada satu atau kedua payudara.
"Biasanya pembesaran ini bersifat jinak dan dapat disembuhkan jika penyebabnya diobati," kata ahli endokrinologi Dr.Ula Abed Alwahab.
Gynecomastia juga bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormonal atau masalah lain yang belum terdeteksi, karena itu Abed Alwahab menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
"Ada kondisi yang disebut pseudo-gynecomastia yang terjadi pada orang yang obesitas dan memiliki lemak di area dada, jadi bukan karena pembesaran kelenjar," katanya.
Untuk memastikan apakah memang terjadi pembesaran kelenjar, dokter akan melakukan beberapa tes.
Penyebab utama pembesaran kelenjar payudara adalah penurunan atau hambatan hormon testosteron. Akibatnya, hormon wanita estrogen akan mendominasi, bahkan mengalami peningkatan.
Gangguan penyakit yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormonal pada pria dan menyebabkan gynecomastia antara lain:
- Penyakit ginjal
- Penyakit liver
- Kecanduan alkohol
- Hipertiroid
- Sindrom klinefelter (gangguan kromosom sejak lahir yang juga ditandai dengan testis kecil dan penurunan kadar testosteron).
- Pengangkatan testis untuk mengobati kanker testis.
"Gynecomastia bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, tetapi manifestasi dari berbagai masalah. Karenanya dokter akan memeriksa keseimbangan hormonal, memeriksa liver, ginjal, dan fungsi tiroid, sehingga bisa diketahui akar masalahnya," kata Abed Alwahab.
Dokter kemudian akan mengatasi gynecomastia berdasarkan penyebabnya.
Pembesaran payudara pada bayi laki-laki juga dapat terjadi. Penyebabnya adalah residu estrogen dari ibu saat janin di kandungan. Kondisi ini biasanya menghilang saat bayi berusia setahun.
Sementara itu, pada anak remaja perubahan hormonal saat pubertas juga bisa memicu gynecomastia. Pada kebanyakan kasus, pembesaran payudara itu akan menghilang tanpa terapi apa pun dalam waktu 6 bulan sampai dua tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.