NUSA DUA, KOMPAS.com - Pada pasien kanker yang menjalani perawatan kemoterapi atau radioterapi, biasanya antara lima sampai sepuluh hari setelah terapi akan mengalami oral mucositis, yaitu peradangan yang terjadi pada membran mukosa di dalam mulut dan tenggorokan atau biasa dikenal dengan sariawan.
Oral mucositis diawali dengan munculnya kemerahan di dalam mulut yang kelamaan akan berubah menjadi sariawan, yang menyebabkan rasa sakit, mulut kering, disfungsi indera perasa, hingga akhirnya berkembang menjadi infeksi mulut.
Pada tahap awal oral mucositis, pasien masih dapat mengunyah makanan dengan baik, namun jika tak segera diatasi dan sariawan semakin memburuk, pasien akan kesulitan makan. Bahkan, dalam kondisi terburuk, pasien hanya bisa makan melalui selang yang dimasukkan ke dalam hidung ataupun melalui infus.
Pada diskusi media dalam acara World Congress of Internal Medicine, Internal Medicine Redefined: New Challenges and Opportunities di Nusa Dua, Bali (23/8), Dr. Jeeve Kanagalingam, Director of The ENT Clinic, Mt. Elizabeth Novena Specialist Centre Singapura, mengungkapkan bahwa kondisi oral mucositis bisa diminimalkan jika dokter memberikan perawatan mulut sebelum pasien kanker menjalani kemoterapi ataupun radioterapi.
“Sayangnya, dari hasil penelitian menunjukkan sebanyak 47 % pasien akan menunggu sampai dokter memeriksa bagian mulut dan menyatakan ada masalah. Sedangkan, 60% dokter baru melakukan perawatan oral mucositis setelah muncul gejala,” kata Dr. Jeeve.
Menurut Dr. Jeeve, obat kumur yang mengandung povidone iodine (PVP-I) terbukti dapat mengurangi derajat keparahan, menunda keparahan, dan mempercepat pemulihan oral mucositis pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radioterapi. Povidone iodine (PVP-I) adalah antiseptik yang bisa mengatasi bakteri, virus, dan spora.
Dengan meminimalkan keparahan oral mucositis, memungkinkan pasien kanker untuk menghindari gangguan selama pengobatan kanker.
“Oral mucositis dapat menghambat perawatan kanker yang maksimal, misalnya dokter harus mengurangi dosis obat kemoterapi atau perubahan jadwal terapi hingga kondisi rongga mulut membaik. Jika ini terjadi, tentu akan memengaruhi harapan hidup pasien.”
Dr. Jeeve menambahkan, sangat sulit memang mencegah oral mucositis tidak terjadi sama sekali, yang bisa dilakukan adalah tingkat keparahannya diminimalkan.
Yang penting menjadi perhatian para dokter sebelum melakukan kemoterapi dan radioterapi adalah memastikan kesehatan gigi dan mulut pasien, serta menyarankan pasien untuk berkumur hingga bagian tenggorokan dengan povidone iodine sebelum, selama, dan setelah proses kemoterapi.
Meski begitu, obat antiseptik povidone iodine (PVP-I) ini tak boleh digunakan terus-menerus, untuk menghindari efek samping. Maksimal penggunaan 14 hari, lebih dari itu harus dengan petunjuk dan pengawasan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.