KOMPAS.com - Telinga sebenarnya merupakan organ tubuh yang relatif tidak perlu perawatan karena memiliki mekanisme pembersihan sendiri. Sayangnya, kebanyakan orang justru melakukan hal sebaliknya. Mengorek-ngorek kotoran telinga atau menggunakan lilin adalah salah satu contohnya.
Perlakuan keliru yang kita lakukan pada telinga, walau mungkin tujuannya baik, bisa berdampak serius pada indera pendengaran ini.
"Kebiasaan memakai kapas bertangkai untuk membersihkan telinga bisa menyebabkan saluran telinga terkoyak, merusak gendang telinga, atau mendorong zat seperti lilin di telinga masuk lebih dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran," kata Brett Comer, dokter ahli THT.
Membersihkan telinga bagian luar boleh-boleh saja bila memang ada tumpukan lilin, tetapi tidak perlu terlalu dalam. "Adanya lilin di sana bukan tanpa alasan. Apa yang kita anggap kotoran itu sebenarnya punya kandungan antibakteri untuk melindungi telinga dari infeksi," kata Comer.
Berikut adalah beberapa kesalahan tersering yang perlu kita ubah untuk menjaga kondisi telinga.
1. Terapi lilin
Terapi ini sempat tren beberapa tahun lalu dan diklaim bisa membersihkan telinga dari kotoran. Padahal, penelitian menunjukkan tidak ada manfaat positif yang bisa kita ambil. Efek samping dari terapi ini cukup berbahaya, mulai dari terbakar atau terbukanya lapisan gendang telinga.
2. Memasang volume kencang saat memakai headphone
Sebuah studi di Amerika menunjukkan, 15 persen orang berusia 20-69 tahun mengalami penurunan kemampuan pendengaran akibat paparan suara bising. Salah satu sumber suara keras itu ternyata memakai headphone dengan volume suara yang kencang.
3. Memasukkan jari ke telinga
Selain beresiko merobek lapisan dalam telinga atau mendorong lilin masuk ke dalam telinga, tetapi memasukkan jari juga meningkatkan risiko infeksi dari kuman di jari.
4. Tidak segera ke dokter
Berkurangnya pendengaran terkadang mungkin kita alami, tetapi jika hal itu terjadi permanen atau terus memburuk, jangan diabaikan. Selain itu, segeralah ke dokter jika Anda merasa sakit di bagian telinga. Nyeri di telinga tak selalu berasal dari gangguan pada organ ini.
"Gigi, rahang, dan tenggorokan, berbagi saraf yang sama dengan telinga. Karena itu jika ada gangguan pada salah satu bagian itu, bisa menimbulkan gejala rasa sakit di telinga," kata Richard Rosenfeld, dokter THT.
5. Memasukkan benda tajam
Seperti halnya kebiasaan mengupil, terkadang seseorang juga tak tahan untuk mengorek-ngorek telingany dengan benda-benda tajam. Bukan hanya kapas bertangkai, seringkali klip kertas atau jepitan rambut, dipakai untuk mengorek. Hentikan kebiasaan memasukkan benda tajam dan kecil ke dalam telinga untuk mencegah infeksi atau tersangkutnya benda itu.