KOMPAS.com - Penis bengkok atau dalam istilah medis disebut peyronie merupakan masalah yang tidak bisa dianggap ringan karena pengaruhnya pada kehidupan seksual pria.
Penis bengkok bisa mengganggu penetrasi dan membuat hubungan seksual jadi menyakitkan. Masalah ini juga berdampak pada kondisi psikologis pria yang menjadi kurang percaya diri.
Peyronie terjadi karena adanya jaringan parut di sekitar penis atau disebut plak peyronie. Tetapi, penyebab pasti peyronie hingga saat ini tak diketahui pasti. Umumnya, peyronie dialami pria berusia 40-60 tahun.
Para pria yang mengalami peyronie seharusnya tak perlu malu mencari bantuan ke dokter urologi. Dengan perkembangan dunia medis, peyronie bisa diatasi dengan terapi suntik, yaitu Xiaflex.
Xiaflex merupakan obat injeksi baru yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat sejak tahun 2013. Ahli urologi Dr. Leo R. Doumanian mengaku telah melakukan terapi tersebut kepada sejumlah pasien peyronie dan hasilnya cukup baik.
Obat suntik tersebut bekerja dengan cara melunakkan atau menghancurkan jaringan parut yang meyebabkan penis bengkok. Lama-kelamaan plak akan berkurang dan penis pria tersebut bisa kembali tegak saat ereksi.
Untuk hasil terbaik, terapi suntik Xiaflex biasanya dilakukan sebanyak empat kali dengan waktu yang ditentukan.
Jika obat suntik tidak efektif pada pria tersebut, pilihan pengobatan lainnya adalah dengan operasi pembedahan. Pembedahan dilakukan dengan cara mengikis plak tersebut.
Sekali lagi, jangan ragu untuk mengatasi "Mr P" bengkok ke dokter urologi. Jika tak diobati, masalah penis bengkok bisa semakin memburuk.
Selain pengobatan medis, biasanya pria juga membutuhkan dukungan psikologis dalam mengatasi masalah seksualnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.