Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghindari Ingin BAB Saat Olahraga Lari

Kompas.com - 07/11/2016, 13:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Orang yang hobi lari pasti pernah mengalami ini. Tiba-tiba ingin buang air besar saat lari. Rekor lari saat lomba yang diincar pun lepas dari genggaman karena harus pergi ke toilet.

Pengalaman ingin buang air besar ini dialami mulai dari pelari santai hingga pelari ultra maraton. "Dalam beberapa studi, sampai 80 persen pelari mengalami gangguan perut, mulai dari nyeri perut hingga disfungsi usus," kata ahli gastroenterologi dari St Joseph's Hospital di Orange, California, James Lee, MD.

Sebuah review pada 2009 terhadap faktor risiko yang berhubungan dengan gejala gastrointestinal selama olahraga pun membuktikan wanita dan atlet muda lebih rentan daripada pria dan atlet senior, untuk mengalami masalah gastrointestinal bawah seperti kram, flatulensi, diare.

Ada banyak alasan mengapa kita tiba-tiba harus ke toilet saat lari. Mulai dari motilitas usus hingga genetika. Misalnya, dalam studi terhadap 221 atlet pria dan wanita, terdapat prevalensi tinggi gejala-gejala yang langsung berhubungan dengan riwayat masalah gastrointestinal.

Namun, bukan berarti jika kita bebas dari masalah gastrointestinal, kita tak akan mengalami masalah yang sama. "Misalnya, motilitas usus, yang artinya seberapa sering kita harus buang air besar dan kekerasan feses jadi meningkat ketika kita lari berkat keluarnya hormon di dinding perut karena gerakan meloncat saat lari," kata Lee.

Semua faktor itu berkumpul jadi satu menjadi penyebab ingin buang air besar saat lari. Lee mencatat bahwa lari (dan juga olahraga lain yang membuat perut bergerak) dapat pula mengubah sesuatu yang disebut permeabilitas mukosal yang mengontrol keluarnya zat dari dalam saluran pencernaan ke seluruh tubuh.

Hal ini menyebabkan buang air besar jadi sedikit kurang keras dan tiba-tiba kita jadi ingin buang air besar.

"Ketika lari, aliran darah meningkat ke otot-otot untuk membantu mengalirkan oksigen dan membuat tubuh tetap dingin," kata Christopher P. Hogrefe, MD, ahli kedokteran olaharga di Northwestern Memorial Hospital.

"Tetapi hal yang tak diketahui adalah hal ini juga menurunkan aliran darah ke usus dan menyebabkan kram perut dan berpotensi menyebabkan ingin buang air besar," tambahnya.

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar tak buang air besar saat lari. Berikut ini yang harus dilakukan untuk menghindarinya:

1. Batasi makanan tertentu
Serat, lemak, protein dan fruktosa semua berhubungan dengan masalah pencernaan saat lari. Dehidrasi pun memperparah masalah tersebut, menurut overview studi di 2014. Lee merekomendasikan menghindari makanan tinggi kalori dan lemak tiga jam sebelum lari.

2. Hindari aspirin dan obat jenis NSAID seperti ibuprofen.
Jenis obat seperti ini ditemukan meningkatkan permeabilitas usus dan menyebabkan masalah pencernaan. Itu menurut sebuah studi kasus yang meneliti pelari.

3. Mengatur waktu makan
"Setelah kita makan, tubuh ingin memberikan ruang untuk makanan lain sehingga pergerakan usus meningkat setelah makan," kata Hogrefe.

Agar hal ini menguntungkan kita, makanlah paling tidak dua sampai tiga jam sebelum lari untuk memastikan kita dapat buang air besar dan lari dengan sistem pencernaan yang bersih. Jika makan sebelum lari, ini dapat menyebabkan pencernaan menjadi terbebani

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau