KOMPAS.com - Jumlah penderita penyakit sifilis di Jepang melonjak tajam hingga tujuh kali lipat dari sepuluh tahun sebelumnya. Bahkan, banyak dari penderita adalah wanita-wanita muda di Jepang.
Sifilis atau raja singa adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) akibat bakteri bernama treponema pallidum.
Seperti diberitakan laman Kyodo, berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai rumah sakit di Jepang, hingga awal Desember lalu, total penderita sifilis mencapai 4.259 orang. Ini termasuk penularan dari ibu hamil pada bayi yang dikandungnya juga mengalami peningkatan.
Selain penularan dari ibu hamil pada bayinya, infeksi menular seksual ini ini umunya menyebar akibat perilaku seks bebas tanpa pengaman, termasuk seks oral dan anal.
Sifilis tidak dapat menyebar melalui penggunaan toilet bergantian, gagang pintu, kolam renang, kolam air panas, bak mandi, pakaian bersama, ataupun peralatan makan.
Banyak dari mereka yang menderita sifilis tidak menyadari penyakitnya dan bahkan tanpa sadar menyebarkan penyakitnya pada pasangan seksualnya.
Padahal, jika tak segera mendapat pengobatan, sifilis bisa menyebabkan radang sendi, kerusakan otak, hingga kebutaan. Karena itu, sangat penting mengenali tiga tahap gejala sifilis.
Gejala awal
Seseorang dengan sifilis primer atau awal akan muncul luka atau ruam-ruam yang menimbulkan rasa perih di sekitar organ genital atau di sekitar mulut.
Umumnya ini akan berlangsung selama 10-90 hari setelah terpapar infeksi. Namun, gejala ini akan meninghilang dengan sendirinya dalam waktu enam minggu.
Sifilis di tangan
Tahap sekunder muncul ruam dan luka di tangan. Tahap kedua ini bisa terjadi dalam waktu tiga bulan, dimulai dari enam minggu sampai enam bulan setelah tertular.
Orang dengan sifilis sekunder mengalami ruam kemerahan pada telapak tangan dan telapak kaki. Namun, terkadang muncul juga ruam yang terlihat berbeda pada bagian lain tubuh, ada kalanya ruam yang muncul seperti disebabkan oleh penyakit lain.
Pada tahap ini juga bisa muncul kutil di selangkangan, bercak putih di bagian dalam mulut, kelenjar getah bening bengkak, demam, dan penurunan berat badan. Seperti sifilis primer, sifilis sekunder pun akan menghilang tanpa pengobatan.
Sifilis laten
Tahap ketiga adalah saat di mana infeksi tertidur (tidak aktif), tanpa menunjukkan gejala apapun.
Namun, jika ini tak terdeteksi dan tak segera mendapat pengobatan, akan berisiko merusak organ tubuh lain, seperti masalah pada jantung, otak, gangguan saraf yang bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, tuli, impotensi, hingga kematian.
Sifilis dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah. Karena itu, jika Anda mulai merasakan munculnya gejala, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk menegakkan diagnosa dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.