Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Manis dan Berlemak Punya Efek Mirip Ganja

Kompas.com - 13/01/2017, 12:39 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Pola makan ala Barat yang penuh lemak dan gula terbukti memang mendatangkan eforia saat makan berlebihan. Makanan itu memicu reseptor tubuh mirip seperti kerja ganja.

Studi-studi sebelumnya menyimpulkan sinyal-sinyal di otak menyebabkan kita makan berlebihan. Namun, studi baru ini merupakan yang pertama menemukan kelebihan makan mungkin disebabkan oleh "persinyalan periferal endocannabinoid", sinyal yang ditimbulkan di bagian-bagian lain tubuh, bukan otak.

Sistem endocannabinoid adalah kelompok molekul persinyalan lipid. Disebut demikian karena diperkirakan merupakan "ganja alami" tubuh dan reseptor-reseptornya. Reseptor ini mengontrol banyak proses fisiologis termasuk asupan makanan, keseimbangan energi dan pemberian penghargaan.

Peneliti dari University of California Riverside mengatakan, menyantap berlebihan makanan kaya gula dan lemak meningkatkan sinyal endocannabinoid karena "sistem penghargaan" menjadi terpicu.

Untuk menguji teori tersebut, sebuah studi menelitinya pada kelompok tikus yang diberi "pola makan barat" dan kelompok lainnya diberi makanan rendah lemak dan gula.

Lebih dari 60 hari, tikus "pola makan Barat" dengan cepat mengalami kenaikan berat badan dan mengalami obesitas. Tikus-tikus ini juga menunjukkan "hyperphagia", artinya mereka mengonsumsi lebih banyak kalori dan porsi lebih besar dengan tingkat asupan lebih tinggi (kalori per menit). Tikus-tikus obesitas itu mengalami kadar endocannabinoid yang sangat meningkat di usus kecil dan peredaran darahnya.

Para peneliti mampu mengatasi efek tersebut menggunakan obat untuk menghalangsi aksi endocannabinoid. Hal ini menyebabkan asupan makanan dan pola makan pada tikus obesitas menjadi normal ke level yang ditemukan pada tikus yang diberi makan rendah lemak dan gula.

Kendati dibutuhkan studi lebih jauh untuk melihat respon tersebut pada tubuh manusia, periset berencana selanjutnya meneliti bahan pola makan spesifik yang mungkin pada pola makan Barat yang memicu makan berlebihan.

"Kami tidak hanya menggunakan obat untuk memerangi obesitas. Jika kita dapat mencari tahu komponen dalam pola makan Barat seperti lemak dan gula yang menyebabkan makan berlebihan, mungkin kami dapat menerapkan bentuk intervensi diet dan memasukkannya dalam pola makan sehari-hari," kata Dr DiPatrizio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau