Sebuah studi pada tahun 2000 mencoba untuk menjelajahi efek MSG lebih lanjut. Peneliti merekrut 130 orang yang menggambarkan diri mereka sensitif terhadap MSG.
Mereka diberi MSG dan plasebo. Jika ada dari mereka yang mencetak hasil di atas tingkat tertentu pada daftar 10 gejala, mereka diuji lagi dengan diberikan MSG atau plasebo dalam dosis yang sama dengan uji pertama, untuk melihat apakah reaksi mereka terhadap MSG tetap konsisten.
Kemudian, peneliti memberikam dosis yang lebih tinggi untuk melihat apakah terjadi peningkatan gejala.
Setelah satu putaran pengujian, hanya dua dari 130 orang yang menunjukkan reaksi yang konsisten terhadap MSG dan tidak pada plasebo.
Kemudian, ketika mereka diuji lagi dengan MSG dalam makanan, reaksi mereka berbeda-beda. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap validitas pengakuan bahwa mereka sensitif MSG.
Glutamat sangat rendah toksisitas
Penelitian juga membuktikan, bahwa glutamat adalah zat yang sangat rendah toksisitas. Seekor tikus dapat mengonsumsi 15-18 gram glutamat perkilogram berat badan, baru kemudian berisiko meninggal akibat keracunan glutamat.
Sekarang ini juga diketahui semua bayi tikus memang secara alami sangat sensitif terhadap efek MSG.
Jadi, sementara Dr. John Olney menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan percobaan yang melibatkan hewan untuk mendorong regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan MSG, justru FDA mengatakan bahwa penambahan MSG pada makanan adalah GRAS (Generally Recognised As Safe) atau pada umumnya diakui aman untuk digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.