Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2017, 15:26 WIB

KOMPAS.com - Pengobatan sakit gigi tampaknya sudah dikenal sejak zaman purba kendati bentuknya masih sangat primitif.

Nenurut sebuah penelitian, manusia Nenderthal kemungkinan sudah mengenal solusi sakit gigi seperti yang orang modern juga gunakan, misalnya aspirin, bahkan penisilin.

Peneliti Laura Weyrich dari Australian Center for Ancient DNA (ACAD) Universitas Adelaide meneliti plak gigi dari empat Neanderthal yang ditemukan di sebuah gua di Belgia dan Spanyol.

Plak gigi tersebut dianggap sebagai yang tertua yang dianalisa secara genetika, yakni berusia 42.000 - 50.000 tahun.

Menurut Weyrich, analisis DNA dari gigi manusia purba ini bisa mengungkap banyak hal.

"Plak pada gigi memerangkap mikroorganisme yang hidup di mulut dan patogen yang ditemukan di saluran napas dan pencernaan. Plak juga menjadi tempat sisa makanan yang tertinggal di gigi, sehingga menyediakan DNA dari ribuan tahun lalu," katanya.

Hal itu berarti, "DNA yang terperangkap" di plak bisa memberi sedikit gambaran akan gaya hidup Nenaderthal, misalnya jenis makanan yang diasup, seperti apa kondisi kesehatannya, dan bagaimana lingkungan memengaruhi perilaku mereka.

Salah satu temuan menarik dari Neanderthal pria di Spanyol itu adalah ia menderita abses gigi yang terlihat pada rahangnya.

"Plak itu menunjukkan bahwa ia juga memiliki parasit usus yang menyebabkan diare akut, jadi sudah jelas ia sakit," kata Alan Cooper, direktur ACAD.

DNA tersebut juga mengungkap fakta mengejutkan. "Individu Neanderthal mengonsumsi poplar yang mengandung pereda sakit asam salisilat alias bahan aktif aspirin," kata Cooper.

Temuan itu bisa mengindikasikan bahwa Neanderthal memiliki pengetahuan yang baik tentang tanaman obat yang punya kandungan anti-nyeri dan anti-peradangan. Mereka juga tampaknya mengobati diri sendiri.

"Pemakaian antibiotik sangat mengejutkan, dan ini terjadi lebih dari 40.000 tahun sebelum ditemukan obat penisilin.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan Neanderthal berubah tergantung lokasinya. Mereka yang ditemukan di gua di Belgia mengonsumsi daging badak purba, sementara yang di tempat lain mengonsumsi kambing serta jamur liar.

Manusia purba di Spanyol diperkirakan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan kacang-kacangan, karena tidak ditemukan tanda konsumsi daging pada plak giginya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau