KOMPAS.com- Tanda memar pada kulit kerap kali dikaitkan dengan luka akibat pukulan atau benturan. Padahal tidak semuanya demikian.
Trauma tersebut bisa juga disebabkan oleh luka sayatan yang mengakibatkan pecahnya kapiler atau pembuluh darah kecil di bagian tubuh tertentu.
Dalam kondisi itu, darah terperangkap di bawah permukaan kulit sehingga menyebabkan memar.
Beberapa memar muncul dengan sedikit rasa sakit dan umumnya ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kemerahan hingga hitam kebiruan.
Meski memar biasa terjadi, penting bagi kita untuk memastikan apakah kondisi itu butuh perawatan medis atau tidak.
Pasalnya, lebam atau memar bisa juga dikatikan dengan gejala sejumlah penyakit.
Baca juga: Mana Lebih Baik, Olahraga Pagi atau Sore Hari?
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab terjadinya memar selain karena benturan:
1. Cidera saat beraktivitas
Cidera saat melakukan aktivitas, terutama olahraga bisa memicu terjadinya memar.
Cidera yang dimaksud, antara lain berupa pembengkakan otot, otot robek, keseleo, tegengangan otot, dan termasuk patah tulang.
Cidera ini bisa terjadi karena terlalu sering digunakan maupun trauma.
2. Trombositopenia
Trombositopenia merupakan kondisi di mana jumlah trombosit di dalam darah lebih rendah dari normal.
Gejalanya kondisi ini bervariasi sesuai dengan tingkat keparahannya.
Gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
3. Leukemia
Kondisi ini merujuk pada beberapa jenis kanker darah yang terjadi ketika sel darah putih di sumsum tulang tumbuh tidak terkendali.
Gejala umum yang menyertai serangan leukimia, antara lain:
4. Penyakit Von Willebrand (VWF)
Penyakit Von Willebrand (VWF) adalah gangguan pendarahan yang disebabkan oleh kurangya kadar VWF di dalam tubuh.
Jika level VWF fungsional rendah, trombosit dalam tubuh tidak akan dapat membeku dengan benar.
Kondisi ini akan menyebabkan perdarahan yang berkepanjangan.
Gejala yang paling umum pada kasus VWF, yakni memar, mimisan berlebihan, perdarahan yang berkepanjangan setelah cedera, hingga pendarahan dari gusi.
5. Ketegangan otot
Strain otot terjadi ketika otot meregang atau sobek karena terlalu sering digunakan.
Gejalanya bukan hanya kram, tapi juga bisa menumbulkan memar atau perubahan warna kulit, rasa sakit yang tiba-tiba, nyeri, termasuk kejang otot.
Baca juga: Hujan bukan Halangan untuk Olahraga, Justru Banyak Manfaatnya
6. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan pada proses pendarahan tubuh, di mana darah tidak dapat menggumpal dengan sempurna.
Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh lebih mudah memar, berdarah, muncul pendarahan di gusi, bahkan pendarahan pada otak.
Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu terkait penyakit hemofilia, lebih baik segera konsukltasukan kepada dokter.
7. Trombosis vena dalam (DVT)
Trombosis vena dalam adalah kondisi serius yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena yang terletak jauh di dalam tubuh.
Gejalanya meliputi pembengkakan di kaki, bengkak di pergelangan kaki, hingga nyeri kram pada betis.
Gejala lain, yakni kulit yang terkena lebih hangat daripada kulit di sekitarnya, dan berubah menjadi pucat atau memar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.