Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ganasnya Glioblastoma, Perenggut Nyawa Neil Peart dan Agung Hercules

Kompas.com - 11/01/2020, 13:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com- Drummer band Rush, Neil Peart, dikabarkan meninggal dunia di usia 67 tahun, karena penyakit kanker otak.

Kabar duka itu diumumkan melalui akun Instagram resmi Rush, pada Sabtu (11/1/2020).

Jagoan drum asal California, AS, itu berpulang setelah berjuang melawan kanker otak glioblastoma selama 3,5 tahun.

Tak hanya Neil Peart yang meninggal dunia karena glioblastoma.

Melansir Kompas.com (1/8/2019), penyanyi dan aktor Agung Hercules meninggal dunia karena kanker otak sejenis di usia 51 tahun.

Baca juga: Susah Diobati, Ahli AS Tawarkan Terapi untuk Kanker Otak Glioblastoma

Apa itu glioblastoma?

Melansir Mayo Clinic, glioblastoma atau glioblastoma multiforme adalah kanker ganas yang menyerang otak.

Laman resmi American Brain Tumor Association menyebut, 15 persen dari kasus tumor otak biasanya disebabkan glioblastoma.

Glioblastoma bermula dari tumor yang berkembang menjadi ganas sampai stadium IV atau stadium lanjut.

Pada fase ini, sebagian besar sel tumor bereproduksi dan tumbuh pada waktu tertentu.

Pertumbuhan sel tidak normal itu didukung dan mendapat pasokan darah dari pembuluh darah.

Baca juga: Selain Kanker Otak, 3 Penyakit Otak Ini dapat Membunuhmu

Tumor yang tumbuh sebagian besar berupa sel astrosit (sel berbentuk bintang pada otak). Ada juga campuran sel pembuluh darah, dan sel mati (nekrosis).

Sel kanker glioblastoma dapat menyusup dan menyerang area otak terdekat.

Terkadang, sel-sel tersebut juga dapat menyebar ke sisi otak lainnya melalui saluran serabut saraf yang menghubungkan otak kiri dan kanan.

Glioblastoma biasanya menyerang orang dewasa berusia 45 sampai 70 tahun.

Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki ketimbang perempuan.

Gejala kanker otak glioblastoma

Orang yang menderita penyakit glioblastoma menunjukkan gejala berbeda-beda, tergantung lokasi dan massa tumor.

Melansir laman resmi American Association of Neurological Surgeons, pengidap penyakit ini mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sakit kepala terus-menerus
  • Pandangan kabur
  • Muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian
  • Perubahan kemampuan berpikir dan belajar
  • Sulit bicara

Baca juga: Kenali Faktor Risikonya, Berikut 10 Cara Efektif Mencegah Kanker

Diagnosis

Diagnosis penyakit kanker otak glioblastoma memerlukan beberapa tes dan prosedur. Antara lain:

  • Pemeriksaan saraf

Digunakan untuk memeriksa pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks tubuh.

  • Tes pencitraan (screening)

Tes MRI, CT, atau positron emission tomography (PET) digunakan untuk menentukan lokasi dan ukuran tumor otak.

Baca juga: Waspada Wanita, Risiko Kanker Payudara Meningkat Akibat Pewarna Rambut

  • Biopsi

tes dengan jarum atau operasi pengangkatan sebagian sel glioblastoma ini digunakan untuk menentukan jenis dan tingkat agresivitas sel abnormal.

  • Tes khusus sel tumor

Digunakan untuk menentukan jenis mutasi sel. Tes ini juga menentukan jenis perawatan yang tepat dan angka harapan hidup pasien.

 

Apakah glioblastoma bisa disembuhkan?

Setelah ditentukan jenis perawatan yang tepat, biasanya pasien bertanya tingkat keberhasilan pengobatannya.

Melansir SehatQ, ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan perawatan gliobalastoma.

Salah satunya faktor usia. Pasien glioblastoma yang mulai menjalani perawatan sebelum berusia 50 tahun, tingkat keberhasilannya lebih tinggi.

Selain itu, fase tumor juga berpengaruh. Pada tumor tahap awal, operasi bisa dilakukan untuk mengangkat seluruh tumor.

Proses penanganan kemudian dilanjutkan dengan radioterapi dan kemoterapi, untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa setelah operasi.

Baca juga: Jadi Penyakit Mematikan, Berapa Biaya Pengobatan Kanker?

Saat ini, prosedur medis yang diterapkan dianggap mampu memperpanjang usia harapan penderita glioblastoma.

Namun ada kalanya, perawatan secara medis belum mampu menyembuhkan glioblastoma dengan tuntas.

Sebab, sel tumor yang tumbuh di otak cukup sulit disembuhkan.

Para ahli masih berusaha menemukan perawatan baru, untuk menangani seluruh sel tumor di otak secara optimal.

Kendati demikian, semakin cepat penyakit glioblastoma ditangani, semakin cepat kanker terkontrol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com