KOMPAS.com - Batu empedu merupakan endapan cairan pencernaan dari kantong empedu yang mengeras.
Melansir Mayo Clinic, kantong empedu merupakan organ sebesar buah pir di sisi kanan perut. Tepatnya, di bawah organ hati.
Kantong ini membantu pencernaan dengan cara menyimpan dan melepaskan cairan empedu yang dihasilkan organ hati.
Empedu membawa limbah pencernaan seperti kolesterol dan bilirubin.
Baca juga: 10 Fakta dan Mitos Penyakit Usus Buntu yang perlu Anda Ketahui
Kedua zat tersebut dapat membentuk batu empedu. Sehingga, terdapat dua jenis batu empedu yang paling umum:
Batu empedu ukurannya bisa beragam, mulai dari sekecil pasir sampai sebesar bola golf. Selain itu, bisa tunggal dan jamak.
Anda kerap tidak merasa merasakannya sampai batu empedu menyumbat saluran empedu dan menimbulkan rasa sakit.
Baca juga: 8 Cara Mudah Menjaga Ginjal Tetap Sehat
Penderita penyakit batu empedu umumnya merasakan nyeri dan rasa sakit khas. Antara lain:
Anda harus segera ke dokter saat merasakan gejala di atas sudah menunjukkan tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti:
Penyebab batu empedu hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, dokter menyimpulkan batu empedu disebabkan atau terjadi saat:
1. Kolesterol dalam empedu terlalu banyak
Dalam kondisi normal, empedu memiliki bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan organ hati.
Namun, saat hati terlalu banyak mengeluarkan kolesterol daripada kapasitas bahan kimia empedu, kelebihan kolesterol yang tidak larut dapat membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu.
2. Bilirubin dalam empedu terlalu banyak
Bilirubin merupakan bahan kimia yang diproduksi tubuh untuk memecah sel darah merah.
Gangguan kesehatan seperti sirosis hati sampai infeksi saluran empedu dapat memicu hati memproduksi bilirubin terlalu banyak.
Kelebihan bilirubin tersebut berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
3. Kantung empedu tidak sepenuhnya kosong
Seperti yang diulas di atas, kantong empedu dapat melepaskan cairan empedu yang dihasilkan organ hati.
Jika kantong empedu cukup sering tidak menguras keseluruhan isinya, empedu dapat mengental dan mengeras membentuk batu empedu.
Baca juga: Sering Tak Disadari, Kenali Gejala Penyakit Ginjal Kronis
Melansir Healthline, penyakit batu empedu dapat terkait pola makan. Namun, beberapa faktor risiko lainnya tidak dapat dicegah. Antara lain:
Kendati beberapa obat memiliki efek samping dapat menyebabkan batu empedu, jangan buru-buru menyetop penggunaannya. Kecuali atas arahan dokter.
Penyakit batu empedu dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik pasien oleh dokter. Ada juga serangkaian tes. Antara lain:
Baca juga: Waspada, Suka Makan Es Batu Berisiko Rusak Gigi dan Tanda Anemia
Beberapa kasus batu empedu tidak perlu tindakan medis, ketika penyakit ini tidak memicu rasa sakit.
Namun, penyakit batu empedu kronis yang diabaikan atau tidak ditangani dapat memicu komplikasi.
Antara lain radang kantong empedu, penyumbatan saluran empedu,
penyumbatan saluran pankreas, radang pankreas, sampai kanker kantong empedu.
Untuk menangani gangguan batu empedu, dokter biasanya merekomendasikan operasi pengangkatan batu empedu.
Baca juga: 11 Kandungan Gizi dalam Telur Ayam dan Manfaatnya Bagi Tubuh
Selain itu, ada juga rekomendasi nonbedah dengan memberikan obat peluruh batu empedu.
Pengobatan umumnya bisa dilakukan untuk jenis batu empedu yang berasal dari kolesterol.
Waktu pemberian obat batu empedu umumnya bertahun-tahun dan ada risiko batu empedu dapat terbentuk kembali saat pengobatan tidak tuntas.
Ada juga pengobatan dengan menggunakan gelombang kejut lithotripsy. Metode nonbedah ini dapat memecah batu empedu menjadi potongan kecil.
Penyakit batu empedu dapat dicegah dengan beberapa cara. Antara lain:
Bila Anda mengalami gejala batu empedu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.