Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Bawang Putih Lawan Virus Corona, Ahli: Rilis Obat Butuh 4 Tahap

Kompas.com - 30/01/2020, 17:32 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah merebaknya wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV), beredar hoaks air rebusan bawang putih bisa mengobati pasien yang terinfeksi virus asal Wuhan, China itu.

Hoaks kesehatan tersebut beredar lewat media sosial, baik dalam bentuk video maupun pesan berantai.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Kapan Anda Perlu Periksa?

Berikut narasinya:

"Ini bawang putih yang besar ambil 8 biji, dikupas kulitnya ditaruh mangkuk dituang 7 gelas air mendidih selama 3 menit setelah itu diminum langsung 2 gelas, ternyata pasien yang kena virus corona sembuh di hari kedua/setelah malam minum air bawang putih ini!!!!"

Akun media sosial Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri menginfokan air rebusan bawang putih dapat menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona adalah hoaks atau tidak benar.

Sebagai informasi, hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin untuk mengatasi virus corona Wuhan.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Farmakologi dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sugiyanto, SU., Apt., mengatakan sejumlah kalangan terlalu menyederhanakan penemuan obat.

Sugiyanto menjelaskan, bawang putih mengandung zat yang bermanfaat untuk tubuh seperti alicin dan alliin. Keduanya bisa membunuh bakteri tertentu.

"Memang bawang putih punya zat membunuh bakteri. Tapi tidak semua bakteri. Cara mengatasi virus juga lain dengan bakteri," jelasnya ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (30/1/2020).

Baca juga: Sama-sama Virus Corona: Perbedaan SARS, MERS, dan Pneumonia Wuhan

Tidak seperti bakteri yang bisa dilawan dengan antibiotik, Sugiyanto mengatakan virus dapat dilawan dengan antivirus, baik berupa vaksin atau antibodi.

"Banyak yang suka terjebak fenomena hoax science, atau kadang science fiction. Separuh sains, separuh fiksi. Padahal belum teruji di laboratorium dan klinis," kata dia.

4 fase sebelum merillis obat

Ia mengatakan sebelum menentukan jenis pengobatan yang tepat, termasuk mengatasi infeksi virus corona jenis baru, para ahli setidaknya membutuhkan empat fase atau tahapan.

Sugiyanto menyampaikan tahap pertama adalah riset praklinis dengan melibatkan hewan atau uji laboratorium.

Jika sudah terbukti, penelitian dilanjutkan dengan menguji bakal obat ke orang normal atau dalam kondisi sehat.

Ketika tidak ditemukan gangguan denyut jantung, tekanan darah, reaksi diare, dan sebagainya, riset berlanjut ke tahap ketiga.

Baca juga: 5 Cara Cegah Penyebaran Virus Corona atau Pneumonia Wuhan ala Kemenkes

Selanjutnya, bakal obat baru diujikan ke pasien target. Misalkan untuk kasus virus corona, uji calon obat baru menyasar pasien yang terinfeksi virus corona baru atau Wuhan coronavirus.

Setelah dipantau dan dinyatakan aman, calon obat diujicobakan ke setidaknya ribuan pasien. Atau, sampel pasien dipilih merata mewakili rumah sakit di berbagai wilayah.

"Baru setelah itu siap dirilis untuk pengobatan. Itu pun melalui proses post marketing surveillance (pengawasan pascapemasaran). Jika ada efek samping yang tidak terdeteksi selama riset, bisa jadi rekomendasi obat ditarik dari pasaran," beber dia.

Untuk itu, Sugiyanto menyarankan masyarakat tidak gampang percaya pada informasi kesehatan yang tidak valid atau belum teruji kebenarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau