Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Kesepian Picu Kematian Dini, Begini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 02/02/2020, 09:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kesepian menjadi salah satu masalah kesehatan karena dapat memengaruhi fisik dan mental seseorang.

Psikolog Amy Sullivan, Psy.D., menjelaskan saat kesepian hormon stres kita meningkat pesat.

"Kortisol dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, dan memicu peradangan," jelasnya seperti dilansir Cleveland Clinic.

Selain masalah fisik, kesepian juga memicu masalah kesehatan serius seperti depresi dan kecemasan.

Baca juga: Studi Buktikan Bersyukur Lebih Manjur Sembuhkan Sakit Dibanding Obat

Sejumlah penelitian menunjukkan, bahaya kesepian yang bisa memicu depresi sampai kematian dini.

Kesepian setara merokok 15 batang/hari

Riset dari asuransi Cigna, pada 2018, meneliti perilaku milenial (23-37 tahun) dan generasi Z (18-22 tahun) yang tinggal di AS.

Hasil surveinya mengungkap, lebih dari setengah responden merasa kesepian karena tidak punya teman, hubungan personalnya hambar, atau merasa terisolasi dari lainnya.

Dokter dari Cigna selaku perwakilan peneliti, Douglas Nemecek, MD, menyebut hasil riset tersebut menunjukkan kesepian sudah jadi epidemi.

"Kesepian dampaknya setara dengan merokok 15 batang sehari. Lebih berbahaya dari obesitas," jelas Nemecek, seperti dilansir Web MD.

Baca juga: Anda Ingin Hidup Sehat? Jangan Lewatkan Berbuat Baik

Kematian dini

Studi yang baru dirilis menunjukkan, orang yang kesepian cenderung mengalami gangguan kesehatan.

Dampak kesepian antara lain:

  • Memicu penyakit jantung dan stroke
  • Melemahkan daya tahan tubuh
  • Penyakit kanker jadi sulit dikontrol
  • Menyebabkan depresi dan kecemasan

Selain itu, psikolog Julianne Holt-Lunstad, PhD, dari Brigham Young University, AS, pada 2017, meriset 300,000 orang.

Studinya menunjukkan, orang yang punya relasi sosial bagus atau tidak kesepian, risiko kematian dininya turun 50 persen.

“Ada bukti kuat, kesepian signifikan meningkatkan risiko kematian dini," kata Lunstad.

Cara mengatasi kesepian

Sebelum kesepian mengganggu kesehatan fisik dan mental, ada baiknya persoalan ini segera diatasi. Berikut beberapa caranya:

1. Lebih peduli perasaan sendiri

Setiap orang pasti merasakan kesepian. Sesekali merasakan kesepian itu wajar.

Namun, menjadi tidak normal saat Anda lebih sering mengalami kesepian daripada tidak.

Coba perhatian perasaan sendiri, kapan terakhir kali Anda merasa tidak kesepian?

2. Pahami bahaya kesepian

Banyak orang menjaga hidup sehat dengan mengatur pola makan dan berolahraga.

Namun, mereka mengabaikan koneksi sosial. Padahal, bersosialisasi sama pentingnya dengan diet sehat dan tidur cukup.

Baca juga: Tidak Bisa Sembarangan, 4 Olahraga yang Cocok bagi Pengidap Depresi

3. Bangun koneksi sosial

Alih-alih cuma mengobrol lewat media sosial, coba sesekali atur waktu bertemu dengan teman atau kerabat.

Selain itu, Anda bisa memanfaatkan waktu istirahat yang singkat untuk mengobrol dengan teman.

Perbincangan singkat atau obrolan sederhana punya dampak signifikan untuk mengatasi kesepian.

4. Membantu orang lain

Berikan pertolongan untuk orang yang tidak Anda kenal, atau lakukan kebaikan tanpa pamrih.

Tak perlu muluk-muluk saat membantu. Anda bisa memberikan kursi pada orang di tranportasi umum. Atau berikan giliran jalan duluan saat di perjalanan.

5. Rehat dari media sosial

Ketika rehat dari sosial media, orang jadi lebih membangun koneksi sosial yang sesungguhnya.

Selain itu, saat orang tidak sibuk bersosial media, kebanyakan orang cenderung intens bersosialisasi.

Ingat, kesepian bisa diatasi dengan membangun koneksi sosial yang berkualitas.

Jika kesepian terasa mengganggu atau intensitasnya cukup tinggi, coba konsultasikan masalah ini dengan psikolog atau ahlinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau