Pada minggu ke-14 hingga ke-27, perubahan payudara saat hamil bisa meliputi areola payudara yang terlihat lebih gelap sekaligus lebih besar.
Lagi-lagi, ini merupakan hasil dari perubahan hormon. Areola adalah lingkaran berwarna yang mengelilingi puting payudara.
Nantinya, warna areola bisa kembali seperti semula ketika selesai menyusui.
Selain ukuran dan warnanya, bintik di sekitar payudara juga terlihat semakin menonjol.
Ini terjadi karena kelenjar-kelenjar payudara mulai aktif memproduksi minyak sehingga proses menyusui berlangsung lebih lancar.
Jangan kaget pula apabila mendapati ada cairan keluar dari puting payudara pada trimester kedua ini.
Biasanya, hal ini terjadi saat payudara mendapat stimulasi tertentu. Warna cairannya adalah kuning kental dan merupakan kolostrum yang baik untuk imun bayi.
Meski demikian, tidak semua ibu hamil akan merasakan keluarnya cairan saat trimester kedua.
Tenang saja, ini bukan indikator apakah seorang ibu nantinya akan lancar menyusui atau tidak.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Menyusui Buat Payudara Kendur?
3. Trimester ketiga
Pada minggu ke-28 hingga ke-40, perubahan yang terjadi pada trimester sebelumnya akan terasa lebih intens.
Misalnya payudara akan menjadi semakin besar sekaligus berat. Areola menjadi lebih gelap, hingga kolostrum keluar dari puting lebih sering ketimbang biasanya.
Tentu perubahan payudara saat hamil tidak berhenti saat persalinan usai saja. Lebih jauh lagi, perubahan akan terus terjadi terutama apabila sang ibu menyusui langsung (direct breastfeeding).
Perlu diingat bahwa meskipun selama hamil Anda tidak merasakan keluarnya kolostrum dari puting, bukan berarti ASI Anda nantinya tidak lancar.
Hal itu tidak menjamin bagaimana proses menyusui yang begitu panjang dan berliku.