Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2020, 07:37 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Sejak pubertas, secara alami wanita bakal mengalami perubahan hormon yang memengaruhi tingkat kesuburannya.

Proses ini dimulai sejak haid pertama, mencapai puncaknya pada usia 20 tahunan, lalu kesuburan bertahap mulai menurun, sampai tidak bisa hamil lagi.

Masa ketika wanita sudah tidak subur lagi disebut menopause atau mati haid.

Baca juga: 7 Tanda-tanda Menopause pada Wanita

Menopause adalah kondisi saat wanita sudah tidak mengalami siklus menstruasi berturut-turut selama 12 bulan.

Dilansir dari Healthline, menopause bisa terjadi lantaran fungsi indung telur (ovarium) menurun seiring bertambahnya usia.

Penurunan fungsi indung telur ini memengaruhi turunnya produksi hormon kewanitaan yakni estrogen dan progesteron.

Penurunan hormon kewanitaan tersebut berdampak pada tubuh, sehingga wanita bisa merasakan beberapa efek menopause, mulai dari sistem reproduksi sampai saraf.

Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Menopause Dini dan Penyebabnya

Wanita biasanya mengalami menopause di umur antara 45 tahun sampai 55 tahun.

Melansir Verywell Health, sejumlah ahli mendefinisikan masa di antara fase haid pertama dan menopause sebagai pra-menopause.

Setelah memasuki masa pra-menopause, wanita berturut-turut memasuki tahap menopause yakni perimenopause, menopause, dan pasca-menopause.

Baca juga: 6 Efek Menopause pada Tubuh Wanita

Tanda pra-menopause

Ilustrasi haid, menstruasiShutterstock Ilustrasi haid, menstruasi
Secara teoriris, wanita dianggap memasuki fase pre-menopause sebelum memasuki masa menopause.

Pada fase tersebut, kadar hormon kewanitaan mengalami fluktuasi atau naik turun.

Melansir Medical News Today, wanita umumnya tidak mengalami gejala pra-menopause yang khas.

Pada masa pra-menopause, tanda-tanda menopause seperti sering berkeringat terutama di malam hari, susah tidur, atau siklus haid tak teratur belum muncul.

Selama masa pra-menopause, wanita masih mengalami siklus menstruasi rutin, merasakan masa subur, dan gejala sindrom pramenstruasi (PMS).

Baca juga: Rutin Bercinta Setiap Minggu Bisa Menunda Menopause, Kok Bisa?

Beberapa gejala PMS tersebut antara lain:

  • Kram
  • Suasana hati mudah berubah-ubah
  • Mual
  • Cemas dan jadi mudah tersinggung
  • Perut kembung
  • Payudara tak nyaman

Untuk mengatasi rasa tak nyaman yang jadi gejala pra-menopause atau PMS, wanita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri.

Wanita juga bisa berkonsultasi ke dokter terkait pil kontrasepsi yang tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan selama pra-menopause.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

Health
6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

Health
Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

Health
Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

Health
Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

Health
Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

Health
Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Health
Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Health
Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Health
Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Health
Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Health
Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Health
Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Health
Eksim Kambuh di Rumah? Ini Tips Mengatasinya dari Dokter Kulit

Eksim Kambuh di Rumah? Ini Tips Mengatasinya dari Dokter Kulit

Health
Minuman Matcha Sedang Tren, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan

Minuman Matcha Sedang Tren, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau