Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2021, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Ketombe adalah kondisi yang membuat kulit kepala gampang terkelupas.

Masalah kesehatan ini sebenarnya ringan, tapi terkadang cukup membandel dan susah disembuhkan.

  • Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala kulit kepala berketombe di antaranya:
  • Muncul serpihan putih dari kulit kepala, alis, jenggot, atau kumis
  • Kulit kepala gatal
  • Kulit kepala bersisik atau berkerak

Ketombe biasanya lebih parah saat penderita stres dan cenderung kambuh saat cuaca sekitar panas serta kering.

Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Ketombe Membandel

Berikut beberapa penyebab ketombe membandel dan cara mengilangkannya:

1. Dermatitis seboroik

Dilansir dari Cleveland Clinic, masalah ketombe membandel yang gatal paling umum terkait dengan dermatitis seboroik.

Masalah kesehatan ini muncul karena respons peradangan tubuh pada pertumbuhan jamur yang berlebihan.

Dalam kondisi normal, jamur biasanya hidup di kulit kepala atau area berbulu lainnya. Tapi, bisa jadi jadi masalah apabila pertumbuhan jamur berlebihan.

Cara menghilangkan ketombe terkait dermatitis seboroik ringan bisa dengan shampo ketombe yang mengandung selenium atau zinc pyrithione. Kedua bahan aktif tersebut bisa membantu mengontrol pertumbuhan jamur.

Untuk ketombe yang lebih parah, penderita butuh sampo ketombe, krim, atau salep dengan resep dokter yang mengandung kortison.

Baca juga: Sampo Anti-ketombe: Bahan Aktif dan Tips Memilih

2. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun kronis yang memicu tumbuhnya bercak kemerahan sampai kulit bersisik di kulit atau kulit kepala. Penyebab penyakit ini biasanya karena faktor keturunan.

Cara menghilangkan kerombe karena psoriasis yakni dengan keramas menggunakan sampo ketombe yang mengandung asam salisilat.

Jika tidak berhasil, coba konsultasikan ke dokter. Biasanya, pasien akan diberikan obat berupa sampo atau salep dengan bahan aktif kortison.

Baca juga: Cara Menghilangkan Ketombe dengan Lidah Buaya

3. Kurap

Kurap atau tinea capitis juga bisa jadi penyebab ketombe membandel. Masalah kesehatan ini disebabkan infeksi jamur.

Kurap dapat menyerang sampai ke dalam folikel rambut, memicu bercak, dan membuat rambut rontok.

Ruam terkait kurap ciri-cirinya terlihat menonjal dan ada titik-titik hitam atau terlihat kusut.

Cara menghilangkan ketombe terkait kurap bisa dengan keramas menggunakan sampo antijamur.

Selain itu, dokter biasanya juga meresepkan obat yang diminum agar kuman tuntas.

Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Ketombe Secara Alami

4. Reaksi alergi

Penyebab ketombe terkadang juga bisa berasal dari alergi pewarna rambut, eksim, dermatitis atopik, penggunaan bahan perawatan rambut, atau paparan bahan kimia tertentu.

Untuk mengetahui pencetus alergi, Anda bisa melakukan tes alergi khusus ke dokter kulit.

Ketombe yang tidak memicu gatal parah umumnya tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, Anda perlu ke dokter apabila masalah kesehatan ini tidak mempan dihilangkan dengan sampo biasa, gatalnya sampai mengganggu tidur, atau gatalnya sampai perih ketika disentuh.

Baca juga: 6 Tips Mengatasi Rambut Rontok, Tak Cukup Pakai Sampo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

5 Tanda Gagal Ginjal yang Terlihat pada Kaki, Kenali Cirinya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Tip Jitu Kelola Gaji biar Enggak Kandas di Minggu Pertama

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pengelola Pasar Caringin Siap Bersihkan Ribuan Ton Sampah Sesuai Perintah Dedi Mulyadi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Sebut Suami yang Divasektomi Dapat Insentif Rp 500.000

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Bayar PBB Sekarang Bisa dari Mana Saja, Cukup Pakai BRImo

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Dedi Mulyadi Dorong Program Vasektomi, KB Pria Akan Jadi Syarat Terima Beasiswa dan Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Ancaman Pembunuhan Tak Bikin Nyali Dedi Mulyadi Ciut, Kampung Preman Pun Didatangi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One

api-1 . CONTEXT

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Industri Otomotif Masuk Zona Resesi, Picu Gelombang PHK
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau