Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Batuk Persisten

Kompas.com - 15/02/2022, 11:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Batuk persisten atau batuk kronis memangbterasa mengganggu. Seringkali, hal tersebut membuat otot dada terasa nyeri dan kualitas tidur terganggu.

Bahkan, batuk seringkali membuat kita sulit menahan keinginan buang air kecil sehingga aktivitas dan kualitas hidup kita terganggu.

Batuk persisten bisa terjadi selama delapan minggu atau lebih. Batuk yang terjadi bisa berupa batuk kering atau berlendir.

Seringkali, batuk persisten terjadi karena ada kondisi medis yang jadi pemicunya. Dengan menemukan apa penyebabnya, kita bisa menjadi lebih mudah untuk mengobatinya.

Baca juga: Sering Buang Air Kecil di Malam Hari, 4 hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Penyebab batuk persisten

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab batuk persisten. Berikut penyebab tersebut:

1. Asma

Asma dapat menyebabkan batuk persisten dan memicu seperti nyeri dada dan sesak napas.

Gejala ini umumnya akan muncul bersamaan saat asma sedang kambuh.

2. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat menyebabkan batuk kronis dan persisten.

Beberapa orang tidak memiliki gejala khas seperti heartburn, dan satu-satunya gejala mungkin batuk kronis.

Batuk karena GERD biasanya semakin memburuk di malam hari setelah berbaring di tempat tidur.

3. Bronkitis eosinofilik

Bronkitis eosinofilik adalah penyebab umum batuk kronis (jangka panjang).

Kondisi ini ditandai dengan peradangan saluran dan peningkatan eosinofil di paru-paru.

Bronkitis eosinofilik disebabkan oleh reaksi sel imun.

4. Kanker paru-paru

Sekitar dua persen orang yang mengalami batuk persisten terdiagnosis kanker paru-paru.

Dan sekitar 57 persen orang yang menderita kanker paru-paru mengalami batuk.

Ciri-ciri batuk yang berhubungan dengan kanker paru-paru bisa sulit dibedakan dari batuk karena penyebab lain.

Baca juga: Spina Bifida

5. Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah penyakit peradangan yang menghasilkan gumpalan sel (granuloma) di berbagai organ dan jaringan seluruh tubuh—paling sering paru-paru.

Meski penyebab pastinya tidak diketahui, para peneliti menduga bahwa sarkoidosis berkembang ketika sistem kekebalan orang yang rentan secara genetik merespons sesuatu di lingkungan.

Selain batuk persisten, penderita sarkoidosis juga bisa mengalami gejala demam, kelelahan, dan penurunan berat badan drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau