KOMPAS.com - BPA atau bisphenol A merupakan salah satu bahan kimia yang sering kita temui di berbagai kemasan makanan.
BPA sendiri dijelaskan oleh Healthline sebagai bahan kimia industri yang digunakan untuk memproduksi plastik dan berbagai produk komersial, seperti botol bayi, wadah makanan, hingga produk kebersihan.
Penggunaan BPA pada beberapa produk diizinkan karena kandungannya yang sedikit.
Baca juga: Kenali Apa itu BPA (Bisphenol A) dan Bahayanya untuk Kesehatan
Padahal, BPA masih tetap bisa berpindah ke makanan meskipun jumlahnya sedikit.
Lalu, apa dampak buruk BPA untuk kesehatan?
Penelitian mengenai BPA dan gangguan reproduksi dimuat pada Jurnal Human Reproduction pada tahun 2009.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa paparan BPA pada pria akan memberikan dampak buruk pada kesuburan.
Paparan BPA yang terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan masalah yang berkaitan pada nafsu seksual serta ejakulasi.
Sedangkan menurut penelitian yang diterbitkan pada International Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2015, ditemukan bahwa BPA bisa memberi dampak buruk pada fungsi endokrin yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar pituitari.
Kondisi ini dijelaskan bisa memengaruhi pubertas dan ovulasi sehingga mengakibatkan kemandulan.
Tidak hanya itu saja, terdapat efek jangka panjang yang juga disebutkan di dalam penelitian ini.
Baca juga: Bahaya Kemasan Plastik BPA Makanan dan Minuman, IDI Beri 5 Rekomendasi
Paparan BPA pada manusia, meskipun hanya dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Kaitan antara keduanya sudah diteliti dan terbit pada International Journal of Environmental Research and Public Health di tahun 2014.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada beberapa penyakit kardiovaskular yang mungkin dialami, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, angina, hipertensi, serta penyakit arteri perifer.
Tidak hanya itu saja, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan juga menunjukkan adanya perubahan tekanan darah, aritmia, dan aterosklerosis yang disebabkan oleh paparan BPA.
Melansir Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA juga akan menyebabkan diabetes tipe 2, peningkatan berat badan, dan sindrom metabolik.
Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan adanya dampak buruk dari paparan BPA, seperti:
Paparan BPA ketika dalam masa kehamilan akan mempengaruhi perkembangan otak janin.
Menurut penelitian yang terbit di Jurnal Hormones and Behavior pada tahun 2013, ditemukan bahwa paparan BPA akan mengganggu regulasi estrogen dan modifikasi DNA.
Kondisi ini akan memengaruhi perilaku sosial dan kecemasan setelah kelahiran.
Baca juga: Bahayakan Janin dan Ibu, Ini 4 Dampak Obesitas Saaat Hamil
Melansir Healthline, paparan BPA dalam intensitas rendah juga dikaitkan dengan risiko munculnya kanker, termasuk kanker ovarium, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker usus besar.
Tidak hanya itu saja, penelitian di dalam Jurnal Current Molecular Pharmacology pada tahun 2019 juga mencari tahu kaitan keduanya.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa paparan BPA akan membuat obat kemoterapi kurang efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.