Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bayushi Eka Putra
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Fellow Kardiologi Intervensi Sapporo Cardiovascular Clinic, Sapporo, Japan

Mengenal Penyakit Jantung Bawaan

Kompas.com - 02/03/2023, 09:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENYAKIT jantung bawaan merupakan kelainan struktur jantung yang terjadi sejak di dalam kandungan. Kondisi ini terjadi karena kelainan pada pembentukan struktur jantung selama masa perkembangan janin dalam rahim.

Hal ini dapat mengakibatkan perubahan fungsi jantung dan mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah dengan baik.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit jantung bawaan adalah kelainan bawaan yang umum terjadi pada bayi lahir di seluruh dunia.

Data dari American Heart Association (AHA) menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 100 bayi yang lahir memiliki penyakit jantung bawaan.

Meskipun demikian, prevalensi/jumlah kejadian penyakit jantung bawaan dapat berbeda-beda di setiap negara tergantung pada faktor lingkungan, genetik, dan gaya hidup.

Jenis penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan dapat dibagi menjadi dua bagian besar: penyakit jantung bawaan biru dan tidak biru.

Penyakit jantung bawaan biru biasanya menggambarkan kondisi saturasi oksigen bayi jauh di bawah normal, mencapai 50-80 persen (normalnya saturasi oksigen >95 persen).

Biasanya pasien jantung bawaan biru memiliki kondisi yang lebih berat dari pasien dengan penyakit jantung bawaan tidak biru.

Beberapa jenis penyakit jantung bawaan biru contohnya tetralogy of fallot (ToF) dan transposition of the great arteries (TGA)

Penyakit jantung bawaan tidak biru, dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan penyakit jantung bawaan biru, biasanya tidak ada gangguan saturasi oksigen layaknya penyakit jantung bawaan biru.

Namun, kondisi demikian juga dapat berbahaya kalau tidak ditangani secara tepat. Beberapa jenis contoh penyakit jantung bawaan tidak biru atrial septal defect (ASD), ventricular septal defect (VSD), dan patent ductus arteriosus (PDA)

Upaya pencegahan

Meskipun penyebab pasti penyakit jantung bawaan masih belum diketahui, terdapat beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan sejak sebelum proses konsepsi, saat konsepsi, hingga pascakonsepsi.

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Sebelum proses konsepsi (sebelum hamil)

Menghindari faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan jantung bawaan pada bayi yang dikandung, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang.

Menjaga kesehatan tubuh juga sangat penting, seperti mengonsumsi makanan sehat, menghindari stres yang berlebihan, dan melakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh.

Saat konsepsi (saat hamil)

Menjaga kesehatan tubuh dan memastikan bahwa ibu hamil memperoleh nutrisi yang cukup dan seimbang, seperti asam folat, vitamin B12, dan zat besi.

Ibu hamil juga perlu menjaga kesehatan mental dan emosional agar terhindar dari stres yang dapat memengaruhi kesehatan janin.

Bagaimana mengenali gejalanya?

Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul pada bayi dan anak-anak dengan PJB:
Sulit bernapas atau napas pendek saat makan, bermain, atau tidur.

Kulit atau bibir yang terlihat kebiruan (sianosis) karena kurangnya oksigen di dalam darah
Pertumbuhan dan berat badan yang lambat.

Terlalu cepat lelah saat menyusui atau minum susu (ngos-ngosan saat menyusu dan sering terputus-putus saat menyusu.

Bila sudah terdiagnosis, apa tindak lanjutnya?

Tentu yang pertama orangtua harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung subspesialis bagian penyakit jantung bawaan atau spesialis anak subspesialis jantung.

Anak yang terdiagnosis dengan PJB membutuhkan perawatan khusus dari tim dokter spesialis jantung dan spesialis anak.

Dokter akan membantu memantau kesehatan jantung anak, memberikan saran mengenai perawatan, serta meresepkan obat-obatan yang diperlukan.

Setelahnya, tentu perlu tatalaksana pengobatan dengan ketat. Anak dengan PJB biasanya membutuhkan pengobatan rutin, seperti obat-obatan, diet, dan olahraga terkontrol.

Pastikan untuk mengikuti pengobatan dengan ketat dan memberikan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau