Ketika penyakit ringan dan dapat dilihat secara nonverbal, terbatasnya dialog dokter dengan pasien tidak terlalu berisiko.
Namun pada penyakit berat dan memerlukan presisi informasi, kesalahpahaman dokter dengan pasien dapat merupakan perbedaan hidup dan mati.
Dengan demikian, keselamatan dipertaruhkan ketika proses penting dialog dokter dengan pasien terkendala oleh berbedaan bahasa.
Pilihan menggunakan penerjemah juga tidak selalu menguntungkan. Tidak jarang, penerjemahan bahasa mengalami kesulitan menemukan padanan yang tepat, termasuk padanan kultural.
Kata-kata yang berhubungan dengan penyakit bahkan mungkin rumit. Penerjemah profesional juga perlu melalui pelatihan khusus untuk memahami terminologi medis dan kultural.
Penyakit raja singa, penyakit seksual menular, tidak dapat diterjemahkan ke dalam the lion king disease.
Penyakit kuning, artinya (gejala) gangguan hati (liver) tidak dapat diterjemahkan menjadi yellow disease.
Tidak tepat penggunaan kata hot disease sebagai terjemahan penyakit panas. Juga keliru untuk berpikir bahwa obat merah dalam bahasa Indonesia adalah red medicine dalam bahasa Inggris.
Kasus pasien enggan membuka diri di hadapan penerjemah atas informasi sensitif yang perlu disampaikan berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi yang selanjutnya pada kesalahan diagnosis atau pasien tidak dapat mematuhi saran dokter karena kurang pemahaman.
Penerjemah juga harus disumpah untuk memastikan kerahasiaan informasi pribadi pasien (Mulyana & Ganiem, 2021).
Di Jerman yang cukup banyak dokter asingnya, tidak jarang pasien merasa keluhannya kurang dipahami dokter yang melayani mereka.
Ketika seseorang berada di luar negeri dan kebetulan sakit, banyak yang memilih menahan sakit karena kurang mampu menjelaskan masalah kesehatannya pada dokter setempat.
Budaya Jawa yang mengucapkan kata ‘njeh’ juga bisa bermakna, ‘saya mendengarkan, baik, atau ekspresi emosi seperti kaget, heran atau tidak percaya’.
Selanjutnya, dalam komunikasi interaksi dapat dibedakan antara verbal (kata-kata) dan nonverbal (bukan kata-kata seperti gerak tubuh, sentuhan, ekspresi suara, mimik wajah, jarak, penampilan dll).
Pemahaman terkait nonverbal sangat lekat dengan budaya. Penyedia layanan kesehatan pasti harus berkomunikasi dengan pasien secara nonverbal.