Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Bisa Jadi Faktor Penyebab Stunting, Kok Bisa?

Kompas.com - 22/06/2023, 15:01 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Tak hanya kekurangan gizi, polusi udara bisa jadi faktor penyebab stunting.

Ibu hamil dan anak yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi bisa melahirkan dan memiliki risiko stunting yang lebih besar.

Penderita stunting bisa mengalami berbagai masalah kesehatan, bahkan kematian, jika tidak ditangani dengan baik.

Untuk lebih memahaminya, simak penjelasan dan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan berikut ini.

Baca juga: 5 Cara Mengurangi Dampak Polusi Udara yang Membahayakan Kesehatan

Polusi udara bisa jadi faktor penyebab stunting

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 93 persen anak yang memiliki usia di bawah 15 tahun terpapar dengan polusi udara sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan, termasuk meningkatkan risiko stunting.

Bahkan, ibu hamil yang terpapar dengan polusi udara memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kelahiran prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lebih rendah.

Menurut penelitian yang dimuat di dalam jurnal Environmental Health pada tahun 2022, ibu hamil yang terpapar dengan polusi udara bisa mengalami stres oksidatif yang akan menyebabkan inflamasi dan gangguan perkembangan janin.

Kandungan polusi udara bisa memicu metilasi DNA, atau penambahan gugus metil pada DNA yang tidak diperlukan oleh sel dan di dalam kandungan, sehingga bisa mengganggu perkembangan janin.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa polusi udara juga bisa memicu kekurangan vitamin D pada ibu hamil sehingga bisa mengganggu sistem imun dan metabolisme tulang yang juga bisa memicu stunting pada bayi yang dilahirkan.

Polusi udara juga akan mengganggu perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif, serta meningkatkan risiko asma serta kanker pada anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun.

Bahkan, anak-anak yang terpapar dengan polusi udara juga bisa mengalami penyakit kardiovaskular ketika sudah dewasa.

Baca juga: 17 Akibat Polusi Udara untuk Kesehatan

Cara mencegah stunting

Polusi udara tidak bisa dicegah, namun Anda bisa mengurangi paparannya dengan berada di dalam ruangan, menggunakan masker ketika berada di luar ruangan, serta menutup pintu dan jendela di rumah ketika kualitas udara sedang tidak baik.

Selain itu, para ibu hamil juga bisa melakukan beberapa tindakan pencegah yang diperlukan untuk menurunkan risiko stunting.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Jumat (26/8/2022), ada beberapa cara mencegah stunting yang bisa dilakukan, seperti:

  • Memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter secara rutin
  • Memenuhi asupan gizi selama masa kehamilan, seperti makan makanan sehat dan menambah asupan mineral
  • Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) saat bayi lahir agar bisa memberikan ASI eksklusif dan memantau perkembangan bayi setelahnya
  • Melakukan imunisasi sesuai jadwal
  • Memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan dan melanjutkan dengan pemberian MPASI yang bernutrisi
  • Melakukan pemantauan tumbuh kembang anak
  • Melakukan pola hidup sehat dengan rajin mencuci tangan, menghindari kebiasaan merokok, dan melakukan sanitasi

Stunting bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak, termasuk memicu penyakit kardiovaskular ketika dewasa.

Dengan mengetahui bahwa polusi udara bisa jadi faktor penyebab stunting, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan saat masa kehamilan.

Baca juga: 4 Upaya untuk Mendukung Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau