Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Membangun Keterampilan Komunikasi Publik di Era Digital bagi Tenaga Kesehatan

Kompas.com - 30/06/2023, 17:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA pekan terakhir, penulis diberikan kesempatan oleh BPSDM DKI Jakarta untuk memberikan pelatihan komunikasi publik mengenai media massa dan media sosial bagi tenaga medis serta tenaga kesehatan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Komunikasi publik adalah keterampilan yang jarang dimiliki oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan (SDM Kesehatan).

Namun, di DKI Jakarta, mereka harus memiliki standardisasi dalam berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah, media, dan perwakilan masyarakat.

DKI Jakarta sebagai ibu kota dan pusat segala aktivitas cenderung lebih terpantau oleh publik dan media daripada provinsi lainnya. Sehingga, setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di DKI Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi berita.

Dalam era digital ini, kemampuan komunikasi publik dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun kesadaran publik, memerangi mis-informasi, meningkatkan keterlibatan pasien, dan menciptakan hubungan yang kuat antara SDM Kesehatan.

Oleh karena itu bagi SDM kesehatan, memahami dan menguasai komunikasi publik melalui media massa dan media sosial menjadi suatu kebutuhan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Tenaga medis dan tenaga kesehatan yang mampu berkomunikasi dengan baik melalui media diharapkan akan menjadi agen perubahan (agent of change) yang kuat dalam memajukan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Sejalan dengan itu, secara institusional pada 2022, Gubernur DKI saat itu Anies Baswedan meluncurkan pergantian nama 31 RSUD di Jakarta menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Perubahan nama dari Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat (RS) menunjukkan pergeseran peran yang lebih luas dari hanya fokus pada aspek kuratif menjadi lebih holistik, mencakup aspek promotif dan preventif dalam kesehatan.

Atasnya RS atau pusat layanan kesehatan tidak hanya berfokus pada penyembuhan penyakit, tetapi juga berperan dalam menyebarkan informasi kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan penyakit.

Mengembangkan strategi komunikasi sektor kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat, stunting, imunisasi, pola makan seimbang, kegiatan fisik, dan mengurangi perilaku berisiko.

Media habit dan promosi kesehatan

Dalam era digital dan teknologi informasi yang maju, cara kebiasaan atau pola perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi (media habit) telah mengalami perubahan signifikan.

Dari media cetak ke elektronik, kini banyak orang mengandalkan media sosial, situs berita online, platform streaming, dan aplikasi mobile untuk memperoleh informasi, berkomunikasi, dan mengakses konten hiburan.

Media habit mencerminkan kecenderungan masyarakat dalam memilih platform dan kanal media tertentu, serta cara mereka mengatur waktu dan perhatian mereka untuk mengonsumsi berbagai jenis konten media.

Pentingnya memahami media habit terkait dengan program promosi kesehatan adalah untuk mengoptimalkan penggunaan media tersebut sebagai alat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat.

Dengan memahami preferensi media dan kebiasaan konsumsi informasi masyarakat, penyedia informasi kesehatan dapat mengadaptasi strategi komunikasi mereka agar sesuai dengan media habit tersebut.

Hal ini akan membantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan cara yang relevan, menarik, dan mudah diakses oleh target audiens.

Dalam tataran implementasi tidak bisa dipungkiri pusat pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan dapat aktif berpartisipasi dalam media sosial dengan membuat akun atau halaman khusus untuk menyebarkan informasi kesehatan.

Dengan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat melalui komentar, pesan pribadi, atau diskusi di grup, diharapkan dapat memahami lebih baik bagaimana masyarakat mengonsumsi dan berinteraksi dengan konten kesehatan di media sosial.

Media memiliki kekuatan untuk menjangkau audiens yang sangat luas. Melalui media, pesan-pesan kesehatan dapat dikomunikasikan kepada masyarakat di berbagai wilayah, termasuk daerah yang sulit diakses secara fisik.

Melalui media sosial, misalnya, masyarakat dapat memberikan umpan balik, bertanya, atau berbagi pengalaman mereka terkait kesehatan.

Hal ini memungkinkan adanya dialog dan partisipasi aktif dalam diskusi kesehatan, meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam isu-isu kesehatan.

Media memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat.

Pesan-pesan kesehatan yang disampaikan melalui media dapat memengaruhi persepsi masyarakat tentang isu-isu kesehatan, meningkatkan pengetahuan mereka, dan mengubah perilaku menuju gaya hidup yang lebih sehat.

Media juga memungkinkan pesan kesehatan disampaikan dengan cara yang relevan dengan audiens tertentu, seperti menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan mengadaptasi konten untuk berbagai kelompok usia atau budaya.

Melalui media, pesan kesehatan dapat disampaikan dengan cepat dan mudah diakses oleh masyarakat.

Berita atau informasi kesehatan dapat disiarkan secara real-time melalui media elektronik atau diperbarui secara berkala melalui situs web atau media sosial.

Hal ini memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan kesehatan, penemuan baru, atau anjuran praktik kesehatan yang relevan.

Komunikasi, Pandemi kepada Endemi

Status pandemi Covid-19 di Indonesia kini resmi dicabut. Presiden Joko Widodo menyebut, saat ini Covid-19 berubah statusnya menjadi endemi.

Dalam konteks transisi dari pandemi ke endemi, tenaga kesehatan memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi yang akurat, meningkatkan kesadaran dan pemahaman, mengatasi ketakutan, mendorong kepatuhan, dan mendukung partisipasi masyarakat.

Komunikasi yang efektif dapat membantu masyarakat menghadapi endemi dengan lebih baik dan menjaga kesehatan secara berkelanjutan.

Tenaga Kesehatan dalam implementasi mendapat amanat untuk menyampaikan informasi yang akurat, terkini, dan dapat dipercaya tentang situasi pandemi serta langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.

Komunikasi yang jelas dan tepat dapat membantu menghilangkan kebingungan, mencegah penyebaran informasi palsu, dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap sumber informasi kesehatan.

Dengan memberikan informasi yang jelas dan terpercaya, sesungguhnya mereka membantu masyarakat membedakan antara fakta dan informasi palsu, serta memberikan panduan yang tepat dalam mengambil keputusan kesehatan.

Pada akhirnya komunikasi publik bagi tenaga kesehatan bukanlah sekadar penambahan beban, tetapi merupakan sebuah keharusan di tengah melimpahnya informasi.

Mereka berperan sebagai garda terdepan dalam menghadapi dan menghalau infodemi, yaitu penyebaran informasi palsu dan tidak akurat terkait kesehatan yang dapat membahayakan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau