KOMPAS.com - Orgasme sering dianggap sebagai puncak gairah seksual yang umumnya menyebabkan perasaan senang.
Orgasme pada pria dan wanita umumnya terjadi akibat rangsangan seksual yang melibatkan otot, pembuluh darah, dan pelepasan hormon endorfin serta oksitosin.
Baca juga: 4 Fakta Orgasme Saat Hamil, Wanita Perlu Tahu
Simak paparan berikut untuk mengenal apa itu orgasme, manfaat, jenis, hingga penyebabnya.
Menurut American Psychological Association, orgasme adalah kondisi ketika seseorang mencapai kenikmatan.
Ketika merasakan orgasme, tubuh akan melepaskan ketegangan. Dalam hal ini, otot perineum, sfingter anus, dan organ reproduksi berkontraksi secara ritmis.
Saat orgasme, laki-laki umumnya akan mengalami ejakulasi atau mengeluarkan cairan keruh yang disebut air mani.
Cairan tersebut mengandung sperma, sel reproduksi pria yang mengandung kromosom.
Sementara itu, wanita akan merasakan kontraksi pada dinding vagina saat mereka mengalami orgasme.
Orgasme mendorong tubuh melepaskan hormon endorfin yang memicu perasaan senang.
Tak heran, pria atau wanita yang baru saja merasakan kenikmatan seksual umumnya menrasa ngantuk, rileks, dan bahagia.
Baca juga: Tak Hanya Memuaskan, Orgasme Bisa Bikin Kulit Bersinar dan Awet Muda
Sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine pada 2019 menunjukkan bahwa orgasme dapat membantu seseorang untuk bisa tidur dengan lebi nyenyak.
Selain itu, hormon oksitosin yang dilepaskan selama orgasme juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti:
Dilansir dari Medical News Today, ada beberapa jenis orgasme, antara lain:
Orgasme yang dirasakan setiap individu bisa berbeda-beda, tergantung dari rangsangan yang mereka terima.
Orgasme atau puncak kenikmatan seksual terjadi sebagai bagian dari siklus respons seksual.
Penyebab utama orgasme yaitu adanya rangsangan terus-menerus di area sensitif, seperti alat kelamin, puting susu, anus, dan perineum.
Selain di area genital, orgasme juga bisa dipicu oleh rangsangan mental, seperti perasaan senang melihat wajah pasangan atau bahagia setelah dipuji orang yang Anda sukai.
Baca juga: Apa yang Terjadi Ketika Wanita Mengalami Orgasme?
Pria dan wanita sama-sama memiliki risiko gangguan orgasme atau anorgasmia yang bisa mengakibatkan depresi, frustrasi, dan perasaan malu.
Gangguan orgasme pada wanita dan pria umumnya ditunjukkan dengan tidak adanya kepuasan, meski sudah mendapat rangsangan atau stimulasi yang cukup.
Pada wanita, gangguan orgasme bisa disebabkan karena kondisi ginekologi seperti kehamilan dan persalinan, efek samping obat-obatan tertentu, hingga kondisi psikologis seperti gangguan cemas atau depresi.
Sementara itu, gangguan orgasme pada pria disebabkan oleh testosteron rendah, gangguan cemas, hingga efek samping obat anti-depresan.
Setiap individu dapat merasakan orgasme setelah terangsang secara seksual atau menerima rangsangan lainnya hingga melakukan penetrasi.
Orgasme mendorong pelepasan hormon endorfin yang dapat meningkatkan perasaan rileks dan bahagia setelahnya.
Namun, tidak setiap rangsangan memicu orgasme. Beberapa orang mungkin tidak mendapatkan kepuasan seksual karena mengalami gangguan orgasme, seperti ejakulasi dini.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda memiliki masalah terkait orgasme atau kesehatan seksual lainnya.
Baca juga: 5 Cara Mendapatkan Orgasme Usai Melakukan Posisi Bercinta Misionaris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.