KOMPAS.com - Bagi sebagian wanita, orgasme saat hamil mungkin tidak terlalu terpikirkan di benak mereka.
Ya, beberapa bumil bahkan malah merasa takut atau cemas untuk melakukan hubungan seksual dengan penetrasi maupun masturbasi.
Meski begitu, seks sebenarnya aman dilakukan ibu hamil sehat yang tidak memiliki komplikasi medis, seperti plasenta previa atau risiko persalinan prematur.
Baca juga: Apa yang Terjadi Ketika Wanita Mengalami Orgasme?
Dilansir dari Health, hubungan seks terutama yang menyebabkan orgasme pada ibu hamil juga memberi manfaat untuk janin yaitu memberi tambahan oksigen dan nutrisi.
Ketahui 4 fakta orgasme saat hamil agar Anda tidak lagi ragu untuk melakukan hubungan seksual selama masa kehamilan.
Berikut fakta tentang orgasme saat hamil yang perlu diketahui pasutri, terutama ibu hamil.
Fluktuasi atau naik turunnya hormon selama masa kehamilan mungkin dapat menyebabkan ibu hamil kurang gairah dan vagina terasa kering.
Namun, rangsangan atau pelumas yang aman dan posisi bercinta yang tepat dapat membuat ibu hamil lebih nyaman melakukan hubungan seksual selama penetrasi.
Ketika mendapatkan rasa nyaman, ibu hamil pun bisa merasakan puncak kenikmatan atau yang disebut dengan orgasme.
Perlu diketahui, orgasme lebih sering dirasakan oleh wanita selama masa kehamilan. Hal ini karena darah terpusat di seluruh organ kelamin dan area panggul, termasuk rahim.
Baca juga: 4 Mitos tentang Orgasme Squirting pada Wanita
Orgasme saat hamil tidak berbahaya bagi janin. Faktanya, orgasme kehamilan bahkan mungkin terasa seperti pijatan kecil pada bayi Anda.
Kendati demikian, orgasme mungkin bisa memicu kontraksi dini pada bumil dengan risiko komplikasi kehamilan atau persalinan.
Kebanyakan bumil merasa lebih sering orgasme saat kehamilan berada di trimester datu dan dua.
Namun, ibu hamil mungkin sulit merasakan orgasme pada trimester ketiga.
Hal ini karena pertumbuhan pesat janin yang membuat rahim tidak dapat berkontraksi secara total.