Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Cara Praktis Deteksi Kanker Paru

Kompas.com - 09/01/2024, 12:53 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker paru termasuk penyakit yang sering dideteksi saat sudah berada di stadium lanjut. Akibatnya, penyakit ini menjadi penyebab kematian terbanyak dari semua jenis kanker di dunia.

Para ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil mengembangkan alat deteksi kanker paru yang penggunaannya sangat mudah, yaitu menghirup sensor nanopartikel kemudian diambil sampel urine.

Alat diagnostik terbaru ini bekerja berdasarkan nanosensor yang bisa dikirimkan lewat inhaler atau nebulizer.

Jika sensor menemukan protein terkait kanker di paru-paru, maka akan dihasilkan sinyal yang menumpuk di urine yang bisa dideteksi dengan strip tes kertas sederhana.

Baca juga: Penyebab Kanker Paru-paru Stadium 4 yang Perlu Diketahui

Penemuan ini berpeluang besar menggantikan atau melengkapi pemeriksaan standar kanker paru yang ada sekarang ini, yaitu pemindaian computed tomography (CT) dosis rendah.

Alat tes yang lebih sederhana ini juga dapat membantu negara-negara berkembang yang fasilitas kesehatannya sering tidak memiliki alat CT.

"Epidemiologi kanker paru secara global dipicu oleh polusi dan rokok, sehingga jika teknologi deteksi kanker ini bisa mudah diakses maka dampaknya akan sangat besar," kata profesor bidang kesehatan dan teknologi di MIT, Sangeeta Bhatia.

Pengembangan teknologi nanosensor untuk deteksi kanker ini dilakukan Bhatia lebih dari satu dekade terakhir.

Sensor -sensor ini terdiri dari nanopartikel polimer yang dilapisi dengan pelapor, seperti barcode DNA, yang dibelah dari partikel ketika sensor menemukan enzim yang disebut protease, yang sering terlalu terlalu aktif pada tumor.

Zat pelapor itu akhirnya menumpuk dalam urine dan diekskresikan dari tubuh.

Penelitian pada mencit menunjukkan akurasi yang baik dan akan segera dilakukan tes pada manusia.

Baca juga: Apakah Kanker Paru-paru Menular?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau