Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penularan TBC dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 20/01/2024, 08:00 WIB
Agustin Tri Wardani,
Khairina

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebut, sebanyak 1,3 juta orang meninggal karena tuberkulosis (TBC) pada tahun 2022, termasuk 167.000 orang dengan HIV.

Di seluruh dunia, TBC merupakan pembunuh menular nomor dua setelah Covid-19, di atas HIV dan AIDS.

Pada tahun 2022, diperkirakan 10,6 juta orang terjangkit tuberkulosis (TB) di seluruh dunia, termasuk 5,8 juta laki-laki, 3,5 juta perempuan, dan 1,3 juta anak-anak. 

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan paling sering menyerang organ paru-paru manusia.

Untuk menambah kewaspadaan mengenai penyakit ini, berikut penjelasan mengenai penularan TBC paru-paru:

Proses penularan TBC 

Melansir Kementerian Kesehatan, TBC dapat ditularkan melalui udara.

Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah menunjukkan gejala, karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif pada tubuh dan dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh menurun.

Baca juga: Waspada Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena TBC, Begini Kata Pakar...

Penderita TBC paru-paru dapat menularkan bakteri pada saat dia berbicara, batuk, dan bersin dapat mengeluarkan percikan dahak yang mengandung Mycobacterium tuberkulosis.

Bahkan, sebuah penelitian pada tahun 2021 menemukan bahwa penyakit TBC yang awalnya diperkirakan menyebar melalui batuk kini juga dapat menyebar melalui pernapasan.

Setiap kali orang yang terinfeksi mengembuskan napas, mereka mengeluarkan aerosol yang mengandung bakteri ke udara, dan berisiko menyebarkan penularan TBC bagi orang yang menghirupnya.

Baca juga: Buka Suara, Pengusaha Surabaya yang Laporkan Wakil Wali Kota Armuji ke Polda Jatim

Selanjutnya, infeksi dapat terjadi apabila seseorang menghirup bakteri TBC melalui mulut atau hidung, saluran pernafasan atas, bronchus hingga mencapai alveoli.

Ketika tubuh telah terinfeksi oleh bakteri tersebut, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah kuman tersebut aktif.

Berdasarkan kondisi tersebut, bakteri tuberkulosis dapat dibagi dua jenis yaitu tuberkulosis pasif dan tuberkulosis aktif.

Baca juga: Inul Daratista Kenang Titiek Puspa, Pernah Dipinjamkan Uang hingga Ajak Kerja Lunasi Cicilan Rp 285 Juta

Pada kondisi ini seseorang memiliki infeksi tuberkulosis tetapi bakteri pada tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.

Tuberkulosis pada jenis ini tidak menular. Tuberkulosis pasif dapat berubah menjadi aktif sehingga pengobatan tetap penting bagi penderita tuberkulosis pasif untuk membantu mencegah penyebaran/penularan.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Viral Ambulans Kena ETLE Saat Bawa Pasien, Ini Kata Polisi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau