KOMPAS.com - Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, tingkat kesembuhan kanker anak di negara berpenghasilan tinggi mencapai 80 persen. Sedangkan di negara berpenghasilan menengah dan rendah angka kesembuhannya hanya mencapai 20 persen.
Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahmi Adi Putra Tahir mengatakan, ada sejumlah penyebab mengapa penanganan kanker anak di negara maju lebih berhasil.
"Tingginya tingkat kesembuhan kanker anak di negara-negara maju tersebut didukung oleh kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut terwujud dalam bentuk pendanaan, kesadaran penemuan kasus dini, dan akses pengobatan yang baik," katanya dalam siaran pers.
Sebuah penelitian dari Scott Howard menjelaskan setidaknya ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kesuksesan penanganan kanker anak, yaitu pemahaman tentang kanker yang kurang sehingga angka diagnosis rendah, angka terapi yang rendah karena banyak yang tidak siap dengan terapi, pasien yang putus pengobatan, dan support system yang kurang.
Baca juga: Apakah Kanker Anak Bisa Dicegah? Kenali Faktor Risikonya Sedari Dini
Di Indonesia, kebanyakan kasus kanker terlambat ditangani sehingga pasien baru berobat dalam stadium lanjut.
Selain itu, jumlah dokter spesialis anak juga masih kurang. Saat ini baru ada sekitar 80 orang dokter spesialis hematologi onkologi anak dan konsultan kanker anak untuk seluruh Indonesia.
Jumlah itu jelas masih sangat kurang. Kasus baru kanker anak per tahun diperkirakan mencapai 5.000-6.000 anak pertahun. Jumlah dokter dan konsultan tersebut tentu tak cukup untuk menangani seluruh kasus yang ada.
Memperingati Hari Kanker Anak Internasional yang jatuh setiap tanggal 15 Februari, YOAI menggelar kegiatan dengan melibatkan pasien kanker anak dan keluarga pasien.
Berbagai aktivitas dilaksanakan selama dua hari, 24-25 Februari 2024, dengan mengambil tema "Family Fun Time.” Kegiatan yang dilakukan ini sejalan dengan agenda global HKAI yaitu menyuarakan tantangan penanganan kanker anak di masing-masing negara.
Baca juga: Gejala Awal Kanker pada Anak, Termasuk Lebam Tanpa Sebab
Sebelumnya, dua organisasi internasional yaitu Childhood Cancer International (CCI) dan Internatioal Society of Pediatric Oncology telah meluncurkan “Kampanye Global Tiga Tahun”.
Kampanye Global Tiga Tahun akan dimulai di tahun 2024 dengan tema Unveilling Challenges di mana setiap negara memetakan tantangan apa saja yang dihadapi dalam semua hal terkait kanker anak.
Kemudian di tahun 2025 mengangkat tema Inspiring Action, mengambil aksi nyata untuk mengatasi tantangan tersebut, dan tema tahun 2026 Demostrating Impact, melihat dampak dari tindakan atau aksi nyata yang sudah kita lakukan.
“Sebagai angggota CCI sejak tahun 1999, YOAI berkomitmen menjalankan kampanye global Tiga Tahun, dengan menyesuaikan kondisi di Indonesia. Karena, setiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam penanganan kanker anak,” kata Rahmi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.