Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Stroke

Kompas.com - 21/06/2024, 12:19 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Faktor risiko stroke yang selama ini sudah dikenal adalah kolesterol tinggi, hipertensi, atau punya penyakit jantung. Tak banyak orang mengetahui bahwa cuaca panas ekstrem di luar ruangan juga meningkatkan risiko stroke.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan Jerman menemukan, 7 persen pasien yang dirawat di rumah sakit karena stroke mengalami serangan ketika suhu sedang hangat di malam hari.

Suhu yang dikategorikan hangat di Jerman adalah paling rendah 14.6 derajat celcius pada bulan Mei-Oktober.

Suhu tubuh manusia dijaga tetap stabil melalui proses yang disebut termoregulasi sirkadian. Proses ini terkait erat dengan irama sirkadian, yaitu jam tubuh di otak yang mengendalikan siklus bangun dan tidur.

Peneliti menemukan bahwa jika proses termoregulasi sirkadian terganggu oleh suhu udara yang panas, bisa memicu terjadinya stroke.

Serangn stroke itu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni variasi tekanan darah dan suhu udara.

Baca juga: 7 Gejala Stroke yang Pantang Disepelekan

"Tekanan darah secara alami akan menurun di malam hari. Jika irama sirkadian terganggu, penurunannya mungkin tidak sesuai seharusnya, sehingga berpotensi meningkatkan risiko stroke karena tekanan darah malah tinggi," kat Cheng He, salah satu peneliti.

Selain itu, suhu tubuh juga cenderung lebih turun ketika kita tidur. Mekanisme alami ini dikontrol oleh jam sirkadian. Jika terjadi gangguan pada mekanisme menurunnya suhu tubuh bisa mengganggu siklus tidur dan kekentalan darah. Kedua faktor ini dapat meningkatkan risiko stroke.

Penelitian lain di China juga menyebutkan, orang yang terpapar cuaca panas (sekitar 33,3 derajat celcius) selama sejam meningkatkan risiko stroke, bahkan setelah orang tersebut sudah berpindah ke tempat dengan suhu lebih sejuk.

India dilanda gelombang panas dengan suhu mencapai 47,7 derajat Celsius.Shutterstock/Sorapop Udomsri India dilanda gelombang panas dengan suhu mencapai 47,7 derajat Celsius.

Dijelaskan oleh peneliti dan ahli saraf Jing Zhao, PhD, saat suhu meningkat, tubuh akan mengirim lebih banyak darah ke kulit untuk mendinginkan dan membuat kita berkeringat.

"Proses itu bisa menyebabkan dehidrasi, yang membuat darah lebih kental sehingga mudah terjadi sumbatan pembuluh darah ke otak dan terjadilah stroke," kata Zhao.

Faktor lain adalah cuaca panas membuat dinding usus jadi berpori sehingga bakteri mudah masuk ke pembuluh darah.

Bakteri tersebut akan melepaskan toksin yang memicu peradangan di seluruh tubuh, yang juga berkontribusi pada stroke akibat plak di pembuluh darah tidak stabil dan menyumbat.

Baca juga: Kenapa Diabetes Bisa Menyebabkan Stroke? Ini Penjelasannya...

Siapa yang beresiko

Bahaya cuaca panas tersebut lebih rentan pada mereka yang punya kondisi beresiko pembekuan darah. Dalam penelitian di China, yang paling beresiko tinggi adalah orang dengan gangguan irama jantung.

Menurut Zhao, orang dengan irama jantung yang tidak teratur membuat darah tidak bisa dipompa keluar jantung secara optimal, sehingga mudah terjadi bekuan darah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau