KOMPAS.com - Dua tahun lalu penyanyi Celine Dion mengumumkan bahwa ia terdiagnosis menderita stiff-person syndrome, penyakit langka saraf yang menyebabkan kekakuan otot dan kejang spontan.
Dalam video emosinal yang diunggah di akun Instagramnya, Dion mengatakan kepada penggemarnya bahwa kejang tersebut memengaruhi "setiap aspek" kesehariannya, mulai dari berjalan hingga pita suaranya.
"Aku bekerja keras dengan terapis kedokteran olahraga untuk membangun lagi kekuatan dan kemampuanku untuk tampil, tapi harus aku akui, sangat sulit. Yang saya tahu hanyalah bernyanyi," ujarnya.
Pada Desember 2023, kakak Dion, Claudette mengatakan dalam wawancara dengan majalah Perancis bahwa pelantun "My Heart Will Go On" itu tidak lagi bisa mengendalikan ototnya.
Meski demikian, beberapa bulan kemudian Dion membuat kejutan dengan tampil sebagai salah satu pemberi penghargaan di acara Grammys.
Baca juga: Kejutan Celine Dion Hadiri Grammy Awards 2024
"Aku belum bisa mengalahkan penyakit ini, karena penyakit itu masih ada dalam diriku dan akan selalu ada… untuk saat ini, aku harus belajar menghadapinya," kata Dion kepada majalah Vogue France terbitan bulan April.
Dalam film dokumenter terbarunya, I Am: Celine Dion yang akan tayang 25 Juni di Prime Video, para penggemarnya diajak untuk melihat kehidupan penyanyi ini setelah terdiagnosis penyakit. Penonton diajak melihat interaksi Dion dengan anak-anaknya dan perjuangannya mengalahkan penyakit langka ini.
Apakah penyakit langka stiff-person syndrome?
Jenis paling umum dari penyakit ini melibatkan sistem muskoloskeletal dan menyebabkan kejang dan kaku pada bagian batang tubuh (torso) dan kaki.
Baca juga: Apa Itu Sindrom Stiff Person yang Dialami Celine Dion?
Pada pasien stiff-person syndrome parsial akan mengalami keterbatasan pada salah satu bagian tubuh saja, meski penyakitnya akan terus memburuk dan bisa mengenai bagian tubuh lainnya.
Sedangkan pada pasien dengan sindrome plus, bisa mengalami disfungsi batang otak yang memengaruhi kemampuan kontrol gerak dan keseimbangan, menyebabkan penglihatan ganda dan kemampuan bicara.
Direktur Stiff Person Syndrome Center di John Hopkins, Dr.Scott Newsome mengatakan, penyakit ini sangat langka, mungkin hanya dua orang per satu juta.
Gejala utama
Walau gejalanya bervariasi pada tiap pasien, tetapi gejala utama dari penyakit ini adalah kekakuan otot. Pasien juga bisa mengalami kejang, nyeri otot, kelengkungan berlebihan pada tulang belakang, gerakan mata tidak normal, gangguan irama jantung, dan gangguan tekanan darah.