Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Apa untuk Mengetahui Sakit Jantung? Berikut Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 09/09/2024, 10:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.

Penyakit ini juga disebut sebagai silent killer karena sering terjadi tanpa adanya gejala apapun.

Untuk mencegah dan menurunkan risiko keparahannya diperlukan kesadaran masyarakat supaya melakukan pemeriksaan dini.

Baca juga: Apakah Kopi Berbahaya Bagi Jantung? Berikut Penjelasannya...

Lantas, cek apa untuk mengetahui sakit jantung?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular (Intervensi) dr. Yudistira Panji Santosa, Sp.PD-KKV, (M.Kes) menjelaskan, prosedur pemeriksaan jantung yaitu bisa dengan CT Scan dan kateterisasi jantung. Berikut penjelasannya. 

  • CT Scan

CT Scan jantung adalah pemeriksaan non-invasif yang menggunakan teknologi tomografi terkomputerisasi untuk menghasilkan gambar 4D dari jantung dan pembuluh darah.

Secara sederhana, CT Scan dianalogikan seperti memotret jantung dari luar.

Pemeriksaan ini memberikan gambaran yang detail tanpa perlu memasukkan alat ke dalam tubuh.

CT Scan jantung sering digunakan untuk mendeteksi penyempitan arteri koroner dan menilai kesehatan jantung secara keseluruhan.

"CT Scan jantung adalah pilihan yang sangat baik untuk pasien yang membutuhkan evaluasi jantung secara cepat dan tidak invasif. Dengan teknologi ini, kami dapat mendeteksi masalah jantung lebih awal dan menentukan langkah penanganan yang tepat," kata dr Yudistira, seperti ditulis Antara, Minggu (8/9/2024).

  • Kateterisasi jantung

Sementara itu, kateterisasi jantung adalah prosedur invasif yang dilakukan dengan memasukkan kateter atau selang kecil melalui pembuluh darah menuju jantung.

Prosedur ini memberikan gambaran langsung tentang kondisi pembuluh darah koroner dan dapat digunakan untuk mengukur tekanan di dalam bilik jantung.

Kateterisasi juga memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan intervensi seperti pemasangan stent jika ditemukan sumbatan.

"Kateterisasi jantung memberikan informasi langsung dari dalam pembuluh darah dan jantung, yang memungkinkan kita untuk melakukan tindakan kuratif segera jika diperlukan," imbuh Yudhistira.

Baca juga: Sopir Taksi Kena Angin Duduk, Dokter: Itu Henti Jantung, Bukan Angina

Selain CT Scan dan kateterisasi, berikut pemeriksaan jantung yang dapat dilakukan:

  • Elektrokardiogram (EKG): pemeriksaan untuk mengukur aktivitas listrik otot jantung.
  • Pemeriksaan fisik jantung, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
  • Rontgen dada: pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk mendapatkan gambar organ, jaringan, dan tulang.

Cek untuk mengetahui sakit jantung direkomendasikan untuk individu yang mengalami nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, pembengkakan pada kaki, pusing, dan gangguan pencernaan.

Pemeriksaan jantung juga direkomendasikan untuk orang yang berisiko terkena penyakit jantung, seperti riwayat kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, usia 65 tahun ke atas, jarang olahraga, dan perokok atau kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau