Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2024, 05:25 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa persoalan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, di samping beberapa penyakit lainnya.

"Salah satu masalah atau penyakit paling besar di Indonesia itu bukan hanya stroke, jantung, dan kanker, tapi gizi," kata Menkes di Yogyakarta, Senin (14/10/2024) seperti ditulis Antara.

Menurut dia, berbicara mengenai gizi itu bisa kebanyakan, bisa juga kekurangan. Kondisi kebanyakan gizi biasanya dialami para orangtua, dilihat dari perutnya yang membuncit, sementara kondisi kekurangan gizi dialami balita (bayi bawah lima tahun) dan ibu-ibu.

"Kekurangan atau kebanyakan gizi ini bukan dari jumlahnya, tapi juga dari ragamnya. Itu sebabnya pada saat menyajikan makanan itu jumlahnya harus pas, ragamnya harus pas," kata Menkes.

Baca juga: Obesitas tapi Kekurangan Zat Gizi Mikro

Budi mengatakan, jumlah gizi yang harus pas dan juga ragam gizi harus pas untuk anak anak, balita, dan ibu hamil tersebut beda dengan ragam jumlah yang harus pas dengan orang tua. Hal itu karena ada takarannya masing masing.

"Itu sebabnya harus dibuat rumah produksi pangan yang mengetahui cara membuat makanan gizi yang jumlah dan ragamnya pas untuk kelompok umur tertentu," katanya.

Dengan demikian, Menkes memberikan apresiasi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI yang meluncurkan program sinergi tersebut, dan membina Desa Panggungharjo sebagai Desa Pangan Aman dan membuat rumah produksi pangan.

"Sehingga para ibu-ibu bisa diajari oleh BPOM sebagai ahlinya, prosedur membuat makanan yang bersih bagaimana, jumlahnya pas seperti apa, ragamnya seperti apa, agar balita kita, ibu hamil kita tidak berpenyakit atau kekurangan gizi," katanya.

Baca juga: Selain Gizi, Ini Faktor Penyebab Stunting Sulit Turun

Bahkan, kata Menteri Kesehatan, nantinya para orangtua terutama laki-laki tidak terkena penyakit kelebihan gizi.

"Saya kasih rumusnya gampang, karena kalau yang kelebihan orangtua, yang kurang anak anaknya. Jadi semua ibu, kurangilah jatah makan suaminya, pindahkan ke jatah makan anak anaknya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau