Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengatasi Kejang Epilepsi pada Pasien Tak Mempan Obat

Kompas.com - 23/10/2024, 10:30 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Mengidap epilepsi bukan berarti tidak bisa hidup normal. Kuncinya adalah mendapatkan perawatan sedini mungkin, terutama obat-obatan, untuk mengendalikan kejang.

Epilepsi adalah kondisi yang ditandai oleh kejang berulang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Penyakit ini merupakan salah satu gangguan neurologis yang diderita sekitar 1-5 persen populasi di seluruh dunia.

Dijelaskan oleh dokter spesialis saraf dr. Retno Jayantri Ketaren, Sp.S, kejang pada epilepsi bisa sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat.

"Sangatlah penting untuk membedakan epilepsi dari gangguan kejang lainnya, seperti kejang akibat infeksi yang biasanya tidak berulang," kata dr.Retno dalam keterangan pers.

Gejala epilepsi bisa bervariasi, tetapi ada beberapa gejala umum, yakni kehilangan kesadaran, gerakan tak terkendali seperti tonik klonik, serta sensasi aneh seperti perasaan dejavu atau halusinasi.

Baca juga: Pengidap Epilepsi Dapat Beraktivitas Secara Normal, Asalkan...

Ditambahkan oleh dr.Retno, tujuan utama pengobatan epilepsi adalah mencapai kontrol yang baik, di mana pasien mengalami penurunan signifikan dalam jumlah kejang yang dialami.

Kiri: Dr.dr.Made Agus Mahendra Inggas Sp.BS dan dr.Retno Jayantri Ketaren Sp.SDok RS Siloam Kiri: Dr.dr.Made Agus Mahendra Inggas Sp.BS dan dr.Retno Jayantri Ketaren Sp.S

Pengobatan epilepsi disesuaikan dengan jenis kejang, usia dan kondisi kesehatan pasien.

"Tata laksana untuk epilepsi umumnya mencakup penggunaan obat antiepilepsi, yang bertujuan untuk mengontrol kejang," kata dr.Retno.

Walau obat-obatan tidak bisa menyembuhkan epilepsi, tetapi 70 persen pengidap penyakit ini bisa mengendalikan kejangnya dan beraktivitas dengan normal.

Namun, tidak semua pasien merespons dengan baik terhadap obat dan dalam beberapa kasus, pembedahan atau terapi diet khusus juga dapat dipertimbangkan.

Baca juga: 10 Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Menurut Dokter

Selama bertahun-tahun, satu-satunya pilihan adalah menjalani operasi invasif, dan banyak juga pasien yang tidak memenuhi syarat untuk menjalani operasi dan harus hidup dengan kejang.

Namun, teknik operasi otak telah berkembang, yang berarti sebuah revolusi bagi mereka yang menderita kejang parah.

Salah satu inovasi dalam tata laksana epilepsi adalah Vagus Nerve Stimulation (VNS).

Menurut dokter spesialis bedah saraf Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS, FINPS, prosedur ini melibatkan pemasangan perangkat yang merangsang saraf vagus untuk mengurangi frekuensi dan intensitas kejang.

"VNS biasanya ditawarkan kepada pasien yang tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari pengobatan antiepilepsi konvensional," kata dokter dari RS Siloam Lippo Village Karawaci Tangerang ini.

Salah satu keuntungan utama dari VNS adalah dapat digunakan bersamaan dengan obat antiepilepsi tanpa meningkatkan risiko efek samping.

Bagi banyak pasien, VNS dapat menawarkan pengurangan kejang yang lebih signifikan, bahkan ketika obat tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Baca juga: Pemeriksaan yang Diperlukan untuk Deteksi Epilepsi pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau