KOMPAS.com - Hampir semua anak ingin diterima lingkungannya dan sensitif terhadap Tindakan mengusik atau mengucilkan mereka. Akibatnya, mereka sering kali melakukan yang diperintahkan oleh teman sebayanya.
Penelitian menunjukkan bahwa teman sebaya dan peer pressure yang bersifat positif dapat memainkan peran penting dalam memengaruhi perilaku prososial (kemampuan anak agar dapat diterima lingkungannya).
Tekanan teman sebaya alias peer pressure adalah pengaruh dari orang-orang dari kelompok sosial yang sama. Sering kali tekanan itu perlu diikuti agar kita bisa menyesuaikan diri atau diterima oleh kelompok.
Bagi anak-anak, orang sebayanya adalah teman-teman seumuran. Namun, pada dasarnya "teman sebaya" bisa siapa saja yang punya status, usia, atau kemampuan yang sama.
Biasanya kita menganggap peer pressure sebagai hal yang negatif, walau faktanya tidak selalu demikian.
Baca juga: Hati-hati, Overprotektif pada Remaja Bisa Sebabkan Anak Menutup Diri
Terkadang tekanan teman sebaya bisa dipakai secara positif untuk memengaruhi orang, misalnya agar anak bisa memiliki nilai yang baik di sekolah atau terdorong melakukan kegiatan kreatif.
Begitu kuatnya pengaruh tersebut sehingga ketika teman sebaya mendukung perilaku positif dan kebaikan, kaum muda cenderung melakukan perilaku tersebut—bahkan ketika teman sebayanya tidak memperhatikan.
Setiap anak akan mendapatkan peer pressure. Bagaimana anak merespon tekanan tersebut bisa menunjukkan kepribadiannya. Misalnya saja, seorang pemimpin alami cenderung tidak terpengaruh oleh bentuk negatif dari kelompoknya, sedangkan para "pengikut" mungkin akan lebih sulit menolak.
Tanda anak mendapat tekanan sebaya
Tekanan teman sebaya bisa bervariasi dari yang samar sampai terang-terangan. Mengenali tanda bahwa anak sedang menghadapi tekanan teman sebayanya bisa membuka percakapan dengannya agar kita bisa memberi dukungan.
Beberapa tanda bahwa anak sedang menghadapi peer pressure antara lain; anak menghindari sekolah atau situasi sosial lainnya, perubahan perilaku, anak mengungkapkan perasaan tidak diterima oleh teman, tidak bersemangat, membuat perbandingan sosial, hingga mencoba gaya rambut atau berpakaian yang baru.
Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Perbedaan IQ, EQ, dan SQ yang Berpengaruh terhadap Perkembangan Remaja
1. Positif peer pressure
Tekanan teman sebaya positif terjadi ketika teman sebaya anak mendorong kegiatan positif atau berkembang. Contoh peer pressure yang positif:
- Mendorong teman untuk belajar lebih giat agar bersama-sama lulus ujian perguruan tinggi.
- Mencari pekerjaan sampingan sepulang sekolah dan mengajak temannya.