Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Justin Hubner Terkena Gegar Otak, Kenali Penyakit Apa Itu...

Kompas.com - 19/12/2024, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Justin Hubner, bek tim nasional (timnas) Indonesia mengungkapkan bahwa dirinya terkena gegar otak.

Akibatnya, El Preman timnas Indonesia ini akan absen selama empat minggu untuk menjalani pengobatan.

Melalui akun Instagram pribadinya, @justinehubner5 menyampaikan kabar ini.

"Untuk semua orang yang bertanya kapan saya kembali, saya mungkin akan absen selama empat minggu. Saya mengalami gegar otak, sehingga perlu banyak istirahat. Saya segera kembali," tulisnya.

Justine Hubner mengalami gegar otak setelah terkena tendangan salto dari pemain Aston Villa, Luka Lynch pada menit ke-90+1.

Lalu, apa itu gegar otak? Berikut artikel ini akan mengulasnya.

Baca juga: Ciri-ciri Gegar Otak pada Orang Dewasa dan Anak

Apa itu gegar otak?

Dikutip dari Cleveland Clinic, gegar otak termasuk cedera yang umum terjadi, terutama di kalangan atlet muda.

Gegar otak adalah cedera kepala yang terjadi saat otak bergerak atau terguncang di dalam tengkorak. Ini merupakan jenis cedera otak traumatis.

Satu kali gegar otak biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak permanen.

Namun, mengalami beberapa kali gegar otak selama hidup dapat mengubah struktur otak atau cara kerjanya, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Kebanyakan orang pulih dari penyakit ini tanpa efek jangka panjang, tetapi penting untuk tidak terburu-buru dalam menjalani proses pemulihan.

Tidak disarankan melanjutkan aktivitas fisik atau aktivitas lainnya sebelum mendapatkan pernyataan dari dokter spesialis yang menangani bahwa kondisinya sudah aman.

Baca juga: Faktor Risiko Gegar Otak, dari Kecelakaan Olahraga hingga Non-olahraga

Apa yang dialami orang dengan gegar otak?

Orang yang mengalami gegar otak, seperti Justin Hubner, saraf dan pembuluh darah di otaknya meregang dan terluka.

Cedera otak traumatis ini menyebabkan perubahan kimia yang membuat otak berhenti bekerja sebagaimana mestinya untuk sementara waktu.

Otak pasien akan secara otomatis mengalihkan semua energinya untuk menyembuhkan dirinya sendiri setelah cedera.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau