Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigjen Yusri Yunus Wafat karena Kanker Paru Stadium 4, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 20/01/2025, 18:00 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com- Eks Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Pol (Purn) Yusri Yunus, meninggal dunia, Minggu (19/1/2025), pukul 20.53 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Yusri bertarung melawan kanker paru stadium 4 yang dideritanya sejak Juli 2024 sebelum akhirnya berpulang.

Adik Yusri bernama Yuanita mengatakan, kanker yang diderita oleh Yusri semula terdeteksi sebagai kanker tulang. Akan tetapi, nyatanya kanker itu berpusat di paru-paru.

"Terakhir beliau ke Singapura bulan Januari kemarin dan kami masukkan RSCM satu minggu di Jakarta. (Kanker) dari tulang terdeteksi dulu, tapi ternyata main-nya di paru-paru," kata Yuanita saat ditemui di tempat yang sama, Senin.

Baca juga: Penyebab Kanker Paru-paru Stadium 4 yang Perlu Diketahui

Dilansir dari Verywell Health, kanker paru-paru dengan metastasis tulang mengacu penyebaran kanker dari tumor primer ke paru-paru. Metastasis sendiri artinya penyebaran sel kanker dari tempat asalnya ke bagian tubuh lain.

Penyebaran ini terjadi melalui aliran darah atau sistem limfatik.

Metastasis kanker paru-paru paling sering menyebar ke:
• Tulang belakang
• Tulang rusuk
• Ilium (bagian terluas dari tulang panggul)
• Sakrum (tulang segitiga di dasar tulang belakang)
• Femur (tulang paha)
• Humerus (tulang lengan atas)
• Skapula (tulang belikat)
• Sternum (tulang dada)
Kanker paru-paru juga dapat menyebar ke tulang di tangan dan kaki, meskipun ini jarang terjadi.

Baca juga: Penderita Kanker Paru-paru Pantang Makan Apa?
Gejala kanker paru-paru stadium 4 yang berkembang di tahap akhir merupakan akibat dari tumor paru-paru, penyebaran kanker ke bagian tubuh lain, atau kondisi umum kanker stadium akhir.

Gejala umum kanker paru-paru stadium 4

1. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru

Cairan yang mengandung sel kanker dapat menumpuk di rongga sekitar paru-paru (efusi pleura ganas), menyebabkan sesak napas. Dokter sering kali mengalirkan cairan ini untuk meningkatkan kenyamanan.

Jika cairan terus menumpuk, dokter dapat merekomendasikan pleurodesis atau prosedur untuk mencegah cairan terkumpul kembali atau memasang saluran untuk mengalirkan cairan di rumah.

2. Penyumbatan atau perdarahan pada saluran napas besar

Tumor kanker paru-paru yang tumbuh di dekat saluran napas dapat menyumbat saluran tersebut atau menyebabkan perdarahan. Perawatan seperti radiasi dapat membantu mengurangi tumor dan mengatasi masalah ini.

3. Gejala akibat metastasis ke otak

Ketika kanker paru-paru menyebar ke otak, gejalanya bisa berupa sakit kepala, kejang, kelemahan, atau gangguan bicara. Terapi radiasi dapat memperlambat pertumbuhan tumor dan meredakan gejala ini.

4. Batuk yang terus-menerus

Batuk dapat disebabkan oleh pertumbuhan tumor di saluran napas atau cairan yang sulit dikeluarkan. Penyedia layanan kesehatan dapat memberikan solusi untuk mengendalikan batuk.

5. Sesak napas

Sesak napas bisa menimbulkan ketakutan dan perasaan tercekik, tetapi ini jarang terjadi. 

6. Kelelahan dan penurunan berat badan

Kelelahan yang sangat parah adalah hal umum pada tahap akhir kanker paru-paru. Sindrom cachexia, yakni penurunan berat badan dan otot tanpa sebab yang jelas, sering terjadi.

7. Nyeri

Ketika kanker menyebar ke bagian tubuh lain, nyeri dapat terjadi. Berbagai metode, seperti radiasi dan obat pereda nyeri, dapat membantu mengatasi rasa sakit ini.

Pada tahap akhir, penderita mungkin tampak sering melamun dan tidur lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau