KOMPAS.com - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Tunggul D. Situmorang, mengungkapkan bahwa banyak penderita penyakit ginjal kronis (PGK) baru mengetahui kondisi mereka ketika ginjal sudah mengalami kerusakan serius. Hal ini terjadi ketika pasien berada pada tahap 4 atau 5 dari penyakit ginjal kronis.
“Banyak pasien yang baru mengetahui kondisi mereka ketika ginjalnya sudah mengalami kerusakan signifikan (tahap 4-5). Padahal jika dideteksi dan ditangani lebih awal, risiko progresif ke gagal ginjal bisa dikurangi,” ujar dr. Tunggul, seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/3/2025).
Baca juga: Rutin Minum Air Putih, Kunci Mencegah Penyakit Ginjal dan Gagal Ginjal
Menurut dr. Tunggul, sekitar 80 persen kasus PGK sebenarnya dapat dicegah atau diperlambat dengan penanganan yang tepat sejak dini.
Kesadaran akan pentingnya deteksi dini kesehatan ginjal perlu ditingkatkan, dan pemeriksaan sederhana seperti UACR (Urinary Albumin-to-Creatinine Ratio) serta pemeriksaan darah (ureum dan kreatinin) dapat membantu mendeteksi potensi masalah ginjal lebih awal.
Ia juga menambahkan bahwa masih banyak pasien diabetes tipe 2 yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya menjaga kesehatan ginjal, yang pada akhirnya bisa berisiko menurunkan fungsi ginjal mereka.
Baca juga: Ini 10 Penyebab Penyakit Kronis serta Cara Mencegahnya
Pemeriksaan UACR dan darah menjadi upaya deteksi awal PGK secara dini sehingga dapat dilakukan intervensi medis secara tepat.
Penyakit ginjal sendiri merupakan kondisi di mana ginjal tidak berfungsi secara optimal, yang dapat bersifat akut maupun kronik.
Penyebabnya beragam, termasuk berkurangnya aliran darah ke ginjal, infeksi, penggunaan obat-obatan, serta paparan zat kimia.
Kerusakan ginjal juga dapat terjadi akibat gangguan pada saluran kemih, seperti tumor atau batu saluran kemih.
Baca juga: Ginjal Sehat: Pentingnya Rutin Cek Fungsi Ginjal bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi
Selain itu, penyakit ginjal kronis bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti hipertensi, anemia, retensi garam dan air, penyakit kardiovaskular, gangguan mineral dan tulang, sirosis metabolik, serta gangguan elektrolit dan sindrom uremia.
Sindrom uremia adalah kondisi di mana kadar urea dalam darah sangat tinggi, yang dapat menyebabkan racun dalam tubuh.
Dengan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat, banyak komplikasi dari penyakit ginjal kronis yang dapat dihindari atau diperlambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.