KOMPAS.com – Meski banyak yang menganggap vape sebagai jalan pintas untuk berhenti merokok, kenyataannya, alat ini justru berpotensi memperburuk kebiasaan merokok.
Dokter spesialis paru, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), menegaskan bahwa vape bukanlah solusi yang tepat karena memiliki bahaya yang sama dengan rokok konvensional.
“Vape tidak terbukti bisa jadi strategi berhenti merokok. Bahayanya sama dengan rokok konvensional,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Baca juga: Vape untuk Berhenti Merokok: Apakah Benar Lebih Aman?
Meskipun lebih banyak dipilih sebagai solusi untuk berhenti dari kebiasaan merokok konvensional, ternyata vape memiliki bahaya yang sama.
Bahkan, orang-orang yang beralih ke vape justru berujung pada peningkatan konsumsi rokok konvensional.
Dr. Erlina Burhan menegaskan, “ Malah setelah mengenal vape, jangankan berhenti, malah konsumsi keduanya: vape plus rokok konvensional.”
Baca juga: Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Semata Wayang R.A. Kartini yang Terlupakan Sejarah
Pernyataan ini mengacu pada penelitian yang menunjukkan bahwa meskipun banyak orang beralih ke vape dengan harapan bisa mengurangi kebiasaan merokok.
Pada kenyataannya, banyak yang akhirnya malah mengonsumsi keduanya, yang justru menambah paparan terhadap bahan berbahaya.
Menurutnya, meskipun vape mengandung nikotin yang lebih rendah, tetap saja ada potensi bahaya bagi kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan.
Terlebih, belum ada penelitian jangka panjang yang bisa memastikan bahwa vape lebih aman daripada rokok biasa.
Baca juga: Lebih Berbahaya Apa Vape atau Rokok? Ini Faktanya...
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa cara yang dapat membantu seseorang dalam proses berhenti merokok, seperti:
Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah, namun dengan niat yang kuat, dukungan yang tepat, dan langkah-langkah yang terencana, keberhasilan itu sangat mungkin tercapai.
Vape bukanlah solusi untuk berhenti merokok, karena justru dapat memperburuk keadaan.
Menurut Dr. Erlina, keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok sangat bergantung pada niat dan kemauan pribadi. Dr. Erlina menekankan pentingnya langkah-langkah yang terstruktur, termasuk dukungan medis dan penggunaan terapi pengganti nikotin jika diperlukan.
“Untuk berhenti ada beberapa cara, tapi harus dimulai dengan niat yang teguh dan kuat untuk stop,” tutupnya.
Baca juga: Berapa Lama Efek Asap Rokok Hilang? Berikut Penjelasannya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.