KOMPAS.com – Penggunaan vape atau rokok elektronik (e-cigarette) terus meluas, terutama di kalangan generasi muda, yang menganggapnya sebagai alternatif lebih aman untuk berhenti merokok. Namun, apakah klaim tersebut dapat dipertanggungjawabkan?
Dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, memberikan pandangannya mengenai fenomena ini.
“Vape itu relatif barang baru. Penelitian atas ini masih terus berlangsung,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Meskipun vape dianggap oleh sebagian orang sebagai solusi untuk berhenti merokok, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa vape juga dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan, terutama dalam jangka panjang.
Baca juga: Lebih Berbahaya Apa Vape atau Rokok? Ini Faktanya...
Meskipun vape tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, Dr. Santi mengingatkan bahwa vape tetap memiliki risiko kesehatan.
Di dalam Jurnal Circulation (2014), ditemukan bahwa cairan vape (e-liquid) mengandung berbagai bahan seperti nikotin, propilen glikol, gliserin, perisa, serta zat-zat berbahaya lainnya, seperti formaldehida, asetaldehida, dan logam berat seperti timah dan nikel.
Salah satu zat yang berisiko tinggi adalah diacetyl, yang dapat memicu kondisi berbahaya seperti popcorn lung atau bronchiolitis obliterans, yang merusak saluran pernapasan secara permanen.
Sama halnya dengan rokok, yang mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk 70 di antaranya yang terbukti dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, bahan perasa yang digunakan dalam cairan vape juga dapat berpotensi merusak paru-paru jika terhirup dalam jangka panjang.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Rokok Elektronik Bukan Solusi Berhenti Merokok
Meskipun vape mungkin membantu sebagian orang mengurangi konsumsi rokok, hal terbaik yang dapat dilakukan untuk melindungi kesehatan adalah berhenti merokok sepenuhnya.
Untuk itu, para perokok yang berusaha berhenti segera mencari bantuan dari fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan khusus untuk berhenti merokok.
Meskipun vape dapat menjadi pilihan sementara bagi beberapa orang yang berusaha berhenti merokok, penting untuk menyadari bahwa tidak ada rokok yang benar-benar aman.
Mengurangi atau berhenti merokok sepenuhnya adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Para perokok di usia muda yang sering kali terjebak dalam tren ini harus bijak dalam memilih cara yang paling aman dan efektif untuk berhenti merokok.
Baca juga: Berapa Lama Efek Asap Rokok Hilang? Berikut Penjelasannya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.