KOMPAS.com - Gagap sering kali dianggap sebagai kondisi genetik atau keturunan. Orang yang gagap memiliki gangguan bicara. Bicaranya tidak lancar dan kerap kesulitan mengeluarkan sepatah demi kata berikutnya.
Namun, berdasarkan penelitian terbaru, gagap juga disebabkan oleh adanya aliran darah yang terbatas di bagian otak tertentu.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Bradley Peterson itu menggunakan sebuah alat bernama spektroskopi resonansi magnetik proton untuk melihat daerah otak orang dewasa maupun anak-anak yang mengalami gagap.
Para peneliti dari Rumah Sakit Anak Los Angeles itu melihat adanya kekurangan aliran darah di daerah lobus frontal, yakni bagian otak yang berkaitan dengan bicara.
Peneliti menjelaskan, kondisi gagap telah mengurangi aliran darah di bagian otak tersebut. Mereka menemukan ada kaitan yang erat antara aliran darah di otak dengan kelancaran berbicara. Semakin gagap berbicara, aliran darah tersebut semakin terbatas.
Gagap dalam berbicara empat kali lebih banyak dialami oleh laki-laki daripada wanita. Belum diketahui pasti mengapa hal itu terjadi. Gagap yang terjadi sejak kecil biasanya akan dibantu dengan terapi bicara.
Anak yang gagap terkadang juga mengalami masalah psikologis, karena sering diolok-olok oleh teman di sekolah akibat berbicara yang tidak lancar.
Masalah gagap berbicara ini pun pernah diangkat dalam film The King's Speech. Film yang berdasarkan kisah nyata itu memerlihatkan bagaimana bicara dengan gagap sempat menjadi masalah bagi Raja Inggris saat itu, Raja George VI karena harus berpidato di depan banyak orang. Raja George VI itu pun sebelumnya menjalani berbagai terapi bicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.